Sabtu, 25 Juli 2015

PIMNAS (Pondok Cinta Menenun Kain Sutera): Upaya Melestarikan Budaya dan Tenun Indonesia bagi Remaja di Sempange Kabupaten Wajo

PIMNAS (Pondok Cinta Menenun Kain Sutera): Upaya Melestarikan Budaya dan Tenun Indonesia bagi Remaja di Sempange Kabupaten Wajo (Indo Upe A., Rita Eka Reski Muliani R., Marlina Hs ) 
Universitas Muhammadiyah Makassar

RINGKASAN

Tenun merupakan heritage (warisan budaya) Indonesia. Tenun Indonesia sangat beragam. Dari Sabang sampai Marauke coraknya pun juga bermacam-macam. Salah satunya adalah kain tenun sutra khas Sulawesi Selatan atau yang biasa disebut dengan Lipa' Sa'be. Bagi suku Bugis, tepatnya di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, menenun sutera bukan semata pencaharian, melainkan
juga cara mereka berkomunikasi dengan para leluhur.. Seiring perkembangan zaman, kain sutera pun banyak digunakan oleh kalangan ibu-ibu yang akan pergi ke pesta dan banyak diproduksi sebagai cinderamata. Akan tetapi, hal ini justru bertolak belakang dengan kebiasaan remaja sekarang ini yang lebih bangga menggunakan produk asing.

Bahkan yang lebih ironisnya adalah banyak remaja yang lebih cinta dengan budaya asing yang dianggap budaya modernisasi. Hal itu pun terbukti dengan pola keseharian remaja yang mengikuti dan meniru trend asing terus-menerus, misalnya pop Korea yang sedang menjadi kiblat para remaja kini. Mereka merubah penampilan (model rambut, model pakaian), gaya hidup, dan lebih mudah menerima budaya bangsa lain dibanding melestarikan budaya sendiri. Beranjak dari fakta yang memprihatinkan di atas, maka diperlukan sebuah perhatian dari pihak-pihak yang terkait dan wadah untuk menumbuhkan kecintaan remaja pada budaya lokal. Salah satunya adalah pengadaan PIMNAS (Pondok Cinta Menenun Kain Sutera). Dengan demikian tenun Indonesia khususnya kain sutera dapat eksis di kalangan remaja khususnya di Sempange Desa Pakkanna Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo.

Rumusan masalah dalam PKM M ini adalah Masih banyak remaja yang lebih bangga mengikuti dan meniru trend asing bahkan lebih mudah mempelajari budaya asing dibandingkan melestarikan budaya sendiri. Sedangkan luaran yang diharapkan yaitu berupa tersedianya tempat belajar menenun kain sutera bagi remaja sehinnga termotivasi dan cinta melestarikan budaya dan tenun Indonesia. Sehingga program ini sangat bermanfaat bagi remaja sendiri, mayarakat dan pemerintah dalam melestarikan warisan budaya.

Gambaran umum mengenai masyarakat sasaran yaitu Sebagian besar rumah tangga di wilayah ini bekerja sebagai penenun sutera.potensi ini sangat disayangkan jika tidak diwariskan dan diperkenalkan pada kalangan remaja di desa tersebut. Melihat keadaan remaja sekarang ini, mayoritas remaja lebih memilih membuang waktu percuma di hadapan komputer hanya untuk chatting, atau facebook-an.

Kata kunci: PIMNAS (Pondok Cinta Menenun Kain Sutera), Tenun Indonesia, Sempange Kabupaten Wajo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar