Sabtu, 25 Juli 2015

Limbah kapurung, kerupuk sagu aneka rasa, produk pangan

INOVASI PEMANFAATAN LIMBAH KAPURUNG MENJADI KERUPUK SAGU ANEKA RASA “KESAR” SEBAGAI PRODUK PANGAN ALTERNATIF

Hamsir, Candra Swandi, Elma Dosen Pembimbing: Ma’ruf, S. Pd., M. Pd.

Jurusan Pendidikan Fisika dan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar

Abstrak Negara Indonesia, khususnya di pusat pertumbuhan sagu pada umumnya masyarakat setempat memanfaatkan sagu sebagai bahan pangan tradisional seperti kapurung, tepung, sagu mutiara, dan lain-lain yang di produksi dalam skala industri kecil. Menurut Rahim, bahwa sagu (Metroxylon sagu Rottb) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang dipergunakan sebagai sumber karbohidrat yang cukup potensial di Indonesia.Potensi sagu di kawasan timur Indonesia sangat besar, khususnya di Irian Jaya (980.000 ha), kemudian diikuti Riau (32.000 ha), Maluku dan Sulawesi Selatan (30.000 ha).Potensi produksi sagu dapat mencapai 20 – 40 ton pati kering/ha per tahun apabila di budidayakan dengan baik.Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di bagian Luwu, Makassar di lihat dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Namun, penggunaan bahan yang sering di temukan di provinsi Sulawesi Selatan dengan kapasitas yang banyak seperti limbah kapurung yang tidak dapat di gunakan dan di buang menjadi sampah bahkan hanya menumpuk menjadi sampah organik karena kapurung hanya bertahan kurang lebih 5 jam. Pada dasarnya limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sampah).Sedangkan kapurung merupakan jenis makanan yang di buat dari bahan baku sagu yang di siram dengan air panas, lalu di bentuk dengan menyerupai bola-bola dan di sajikan bersama dengan sayuran berkuah dan ikan yang di suwir-suwir.Sehingga penulis menawarkan solusi cerdas untuk Indonesia yang berjudul “Inovasi Pemanfaatan Limbah Kapurung menjadi Kerupuk Sagu Aneka Rasa (KESAR) sebagai Produk Pangan Alternatif”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar