Senin, 05 Mei 2025

PERKULIAHAN START UP PERTEMUAN 5

 

MATERI: MODEL BISNIS

POIN PEMBAHASAN MATERI :

1.      Sejarah dan pengertian model bisnis

2.      Tujuan model bisnis

3.      Jenis-jenis model bisnis

4.      Komponen model bisnis

5.      Contoh penerapan model bisnis

6.      Contoh bisnis model

 


Semakin gencarnya persaingan bisnis memungkinkan para pelaku bisnis untuk tetap mempertahankan strategi pertahanan dengan melakukan berbagai metode-metode yang tanggap, begitu juga dengan penerapan model bisnis atau disebut juga dengan “Model Bisnis” yang merupakan kunci keberhasilan bisnis itu sendiri. Kini keberhasilan model bisnis juga bergantung kepada bagaimana teknologi digunakan. Sebagai contoh, wirausahawan di dunia maya juga telah menciptakan model baru secara keseluruhan yang sepenuhnya bergantung kepada teknologi yang ada atau sedang berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi, pembisnis dapat menjangkau pasar dalam jumlah besar tapi dengan ongkos maksimal.

Ada faktor yang dapat mengancam perusahaan ialah Faktor Perubahan. Perusahaan yang lambat dalam merespon perubahan akan semakin tertinggal. Sementara itu model bisnis merupakan prototype yang dikembangkan oleh perusahaan untuk menjabarkan bagaimana sebuah proses dalam perusahaan berjalan dan menciptakan value bagi stakeholder perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh pelaku usaha adalah ketidakmampuannya dalam menghadapi persaingan di pasar, karena mereka hanya fokus pada faktor lingkungan dan perubahan. Perusahaan tersebut sering kali menjiplak model bisnis dari perusahaan lain tanpa melakukan penyesuaian terlebih dahulu. Padahal setiap bisnis memiliki ciri khas atau keunikan sehingga membutuhkan model bisnis tersendiri. Karena itu agar sebuah perusahaan mampu bersaing, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan proses desain model bisnisnya.Semakin panjang rencana bisnis, semakin besar risiko gagalnya.

1.      Fleksibilitas – kebanyakan pengusaha pemula yang memiliki business plan menjadikan diri mereka tidak fleksibel terhadap perubahan-perubahan asumsi. Sehingga ketika ada perubahan yang cepat di dunia nyata, pengusaha pemula tetap ‘gigih’ memperjuangkan bussines plan mereka yang ternyata sudah tidak relavan.

2.     


Validitas Ide – bussines plan yang lengkap tentu akan melihat kelayakan suatu usaha dari berbagai sudut. Karena banyak aspek yang dilihat (analisa market, produk, pemasaran, keuangan, sdm, dsb), menyebabkan pengusaha pemula luput dari sebuah pertanyaan penting: apakah ide yang mereka ajukan dalam bisnis memang benar-benar laku dan dibutuhkan oleh konsumen? Karena banyaknya yang harus dipenuhi dalam sebuah bussines plan, banyak pengusaha pemula yang ‘lupa’ untuk menguji apakah ide bisnis mereka itu betul-betul valid (diperlukan customer) atau tidak perbedaan alur membangun bisnis antara dulu dan sekarang.

Banyak pengusaha pemula yang masih mengikuti cara tersebut. Mereka mengawali bisnis mereka dari sebuah ide, dibuat rencana bisnisnya, kemudian pitching. Salahkah ? Tidak. Risiko gagal lebih besar? Iya. Maka dari itu, untuk mengurangi risiko kegagalan, diperlukan cara pandang baru untuk pengusaha pemula dalam membangun bisnis mereka. Perbedaan paling dasar terletak di benarkan ide tersebut dibutuhkan oleh pasar saat ini? Apakah permintaan market atas ide tersebut valid?


Alur untuk menciptakan bisnis baru di era ini pun berubah. Sebelum ide bisnis dibuat ke dalam bussines plan, perlu dibuat terlebih dahulu ‘pengujian’ apakah ide tersebut valid atau tidak. Alur pengujiannya digambarkan sebagai berikut, introduction.

 

Model bisnis tergolong sesuatu yang baru. Istilah ini muncul dalam jurnal akademik di tahun 1957 dan pertama kali digunakan sebagai judul dari sebuah jurnal akademik yang terbit di tahun 1960. Namun konsep model bisnis mulai populer sejak tahun 1990 ke atas ketika model bisnis dan perubahan lingkungan bisnis didiskusikan dalam konteks internet (afuah, 2004; afuah dan tucci, 2001; osterwalder, 2205), model bisnis sebagai arsitektur untuk produk, pelayanan dan sistem informasi, termasuk di dalamnya deskripsi dari aktor-aktor bisnis dan peraturannya, keuntungan potensial untuk berbagai actor di dalamnya dan sumber-sumber pendapatan.

 

Sejarah dan Pengertian Model Bisnis

Selama bertahun-tahun, model bisnis telah menjadi jauh lebih canggih. Bisnis umpan dan hook model (juga disebut sebagai “ pisau cukur dan model pisau bisnis ”atau” model terikat produk bisnis “) diperkenalkan di awal abad 20. Ini melibatkan menawarkan produk dasar dengan biaya yang sangat rendah, sering bingung (“umpan”), kemudian pengisian jumlah berulang kompensasi untuk isi ulang atau produk atau jasa terkait (“hook”). Contoh meliputi: pisau cukur (umpan) dan pisau (hook), ponsel (umpan) dan waktu udara (hook), komputer printer (umpan) dan kartrid tinta isi ulang (hook), dan kamera (umpan) dan mencetak (hook). Sebuah varian dari model ini adalah Adobe , pengembang perangkat lunak yang memberikan jauh pembaca dokumen yang gratis tetapi biaya beberapa ratus dolar untuk penulis dokumennya.

Pada tahun 1950, model bisnis baru berasal dari McDonald Restoran dan Toyota . Pada tahun 1960, para inovator adalah WalMart dan Hypermarket . Pada 1970-model bisnis baru dari FedExdan Toys R Us , tahun 1980-an dari Blockbuster , Home Depot , Intel , dan Dell Computer , tahun 1990-an dari Southwest Airlines , Netflix , eBay, Amazon.com , dan Starbucks .

Saat ini, jenis model bisnis mungkin bergantung pada bagaimana teknologi digunakan. Misalnya, pengusaha di internet juga telah menciptakan model yang sama sekali baru yang bergantung sepenuhnya pada teknologi yang ada atau muncul. Menggunakan teknologi, bisnis dapat mencapai sejumlah besar pelanggan dengan biaya minimal, dan berikut pengertian dari bussines modeling yaitu:

Business Modeling adalah: Sebagai sutu teknik pemodelan yang digunakan untuk menggambar model sebuah bisnis. Model bisinis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilainilai baik itu: ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya.

Sebuah model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai (bentuk ekonomi, sosial, budaya, atau nilai). Proses konstruksi model bisnis merupakan bagian dari strategi bisnis.

 

Tujuan Business Model

1.      Memahami struktur organisasi dan dinamika organisasi

2.      Memahami masalah dalam mencapai target organisasi dan menemukan potensi untuk kemajuan organisasi

3.      Meyakinkan bagi para customer, end user dan deνeloper agar memiliki pemahaman yang benar mengenai organisasi

4.      Dapat mendapatkan requirenments software aplikasi yang akan kita buat yang diperlukan untuk mendukung pencapaian target organisasi

 

Jenis Business Model

1.      Costomer Segments Pada blok ini ditentukan target pasar yang ingin dimasuki oleh produk Dholpin Techno. Target pasar tersebut terdiri dari masyarakat umum, rumah sakit, hotel dan salon kecantikan & spa. Oleh karena itu, pada usaha Dholpine Techno segmen pasarnya adalah tersegmentasi

2.      Value Proposition Value Proposition adalah obat anti nyamuk yang memiliki banyak varian diantaranya aroma lavender, sereh wangi, jeruk nipis, dan kayu putih serta memberikan nilai tambah produk Dholpine Techno kepada konsumen yang dapat sebagai obat anti nyamuk yang beroramaterapi dan sebagai pengharum ruangan

3.      Key Resources Key Resources adalah hal yang paling utama untuk menjalankan model bisnis. Sumber daya utama ini dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan penghasilan, berhubungan dengan pelanggan, memberikan value proposition, dan mendapatkan pasar.

 

Komponen Model Bisnis

1.      Siapa Yang Dilayani (Who It Serves)

2.      Apa Yang Ditawarkan (What It Provides)

3.      Bagaimana Cara Menghasilkan Produk (How It Provides Its Product)

4.      Bagaimana Cara Menghasilkan Uang Atan Laba (How It Creates Money Or Profit)

5.      Bagaimana Membedakan Dirinya Secara Strategis Terhadap Pesaing Differentiaties It Self From Its Competitors)

 

Contoh Penerapan Model Bisnis

 9 Blok Business Model Canvas

BMC sebagai metode merupakan kerangka berfikir bisnis yang sistematis dan menyeluruh, menggambarkan kegiatan utama bisnis dan relasinya, meliputi konsumen dan pemasaran, produksi dan operasional, keuangan dan produk atau solusi yang dipilah atau dikelompokkan menjadi 9 blok. Produk/Solusi Value preposition, mendefinisikan nilai guna materiil (kepuasan ekonomi, seperti harga murah, manfaat yang dinilai dengan uang, dan lainnya) dan nilai guna non materiil (kepuasan psikologi, seperti pride, dan lainnya) atas produk sebagai sebuah solusi atas pemecahan masalah tertentu bagi konsumen.

Konsumen dan Pemasaran

• Customer segmentation, mendefinisikan konsumen secara spesifik, membagi konsumen per segmen, demografi, geografi, hobi dan lainnya.

• Channel, mendefinisikan cara atau metode sebuah produk atau layanan sebagai solusi sampai ke konsumen.

• Customer relationship, mendefinisikan cara atau metode berinteraksi, berkomunikasi dengan konsumen.

Produksi dan Operasional

• Key resources, mendefinisikan sumber daya utama dalam bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segment yang dijabaran sebelumnya.

• Key activities, mendefinisikan kegiatan utama dalam bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segment yang dijabaran sebelumnya.

 • Key partnership, mendefinisikan mitra-mitra kunci dalam sebuah bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segment yang dijabaran sebelumnya.

Keuangan

• Cost Structure, mendefiniskan struktur dan item biaya yang terjadi dalam bisnis, meliputi kegiatan operasional dan pemasarannya.

• Revenue Stream, mendefinisikan pos-pos pendapatan bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segmentation.

 

Kegiatan utama bisnis, porduk/solusi, konsumen dan pemasaran, produksi dan operasional, serta keuangan, yang digambarkan dalam BMC keempatnya saling berelasi atau berkaitan. Pangkal relasi BMC ada di value preposition dan customer segmentation yang selanjutnya menentukan, pengisian blok-blok lainnya.

 

Contoh Bisnis Model

1.      Media Sosial, Media Pemasaran Yang Efektif dan Efisien Penetrasi bisnis melalui media sosial merupakan poin utama yang harus Anda perhatikan untuk melakukan pemasaran yang efektif dan efisien di era digital. Jumlah pengguna media sosial yang begitu besar juga menjadi alasan kuat mengapa Anda harus memanfaatkan media online yang satu ini. Berpromosi di media sosial juga akan membantu Anda untuk terhubung bukan hanya kepada buyer tapi juga ke sesama seller, hal ini akan membuat relasi bisnis Anda menjadi lebih luas dan tidak menutup kemungkinan akan menambah partner baru yang siap untuk mengembangkan bisnis bersama Anda.

2.      Mobile Marketing, Pasar Yang Sangat Potensial di Era Digital Dewasa ini pasar mobile bisa dibilang yang paling potensial, mengingat jumlah pengguna android saat ini yang mencapai miliaran jiwa, membuat mobile marketing menjadi saranan promosi yang wajib dikuasai bagi pebisnis digital. Dengan membangun blog atau toko online berbasis mobile (responsive) maka akan membantu Anda dalam melakukan penterasi bisnis pada pengguna mobile.

Beberapa contoh model bisnis diataslah yang perlu diperhatikan untung bisa bersaing atau sekedar mempertahankan bisnis di era digital seperti sekarang ini. Jika disimpulkan maka inti dari membangun bisnis di era digital yang benar adalah dengan cara menggunakan dan memanfaatkan media online yang ada secara maksimal.

 

Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah "Business Modelling Inovasi Dipadukan Dengan Business Modelling Era Internet" penulis menyimpulkan bahwa menjalankan suatu tatanan bisnis tentu harus menentukan model bisnis yang tepat dan sesuai dengan pangsa pasar contoh nya saja pada era modern saat ini model bisnis dipadu dengan perkembangan jaman internet yang mana memiliki manfaat dan keuntungan bagi pelaku bisnis maupun counsument itu sendi, menentukan model bisnis yang tepat dan terstrukter akan menentu-kan, system kerja yang cepat dan memudahkan counsúment untuk memperoleh layangan akses digital yang cepat dan tepat perlu diketahui juga Pengertian model bisnis sebagai metode, bisa dilihat dari pendapat (Wheelen dan Hunger, 2010, hal.110) yang mendefinisikan model bisnis sebagai "metode yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan uang du lingkunagn bisnis dimana perusahaan beroperasi". Sebelumnya Rappa (2000) juga memberikan definisi serupa, yaitu "metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya, yang membuat perusahaan dapat bertahan." Pendek kata, menurut definisi tersebut, model bisnis adalah metode atau cara, yaitu cara menciptakan nilai.

Berbagai cara, perkembangan model bisnis, inovasi model bisnis hingga perkembangan model bisnis yang dapat merusak tataran tradisional dan pendukung lain nya, yang telah dijelaskan pada bab diatas tentu akan membatu kita untuk mengetahui dan mempertimbangkan model usaha apa yang nantinya akan kita pilih dalam implementasi kerja sehingga mampu untuk bersaing pada dunia bisnis yang efektif dan efisien. Dan banyak perusahaan ternama yang telah mengetahui dan menerapkan system model bisnis yang tepat dan sesuai, hingga saat ini masih eksis pada persaingan pasar tradisional maupun internasional.

Setiap usaha dan bisnis yang dilakukan hendaknya dilakukan dengan sepenuh hati, dedikasi, disiplin serta pertimbangan yang matang. Tetapi tidak dapat dipungkiri, trend saat ini semakin maju yang membuat bisnis dan usaha juga turut harus mengikutinya.

 

Beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan adalah:

• Memanfaatkan media sosial

Saat ini siapa saja menggunakan media sosial baik untuk berhubungan, berkomunikasi maupun mempromosikan sesuatu. Bahkan brand besar sekalipun juga mempunyai akun media sosial mereka sendiri untuk dapat terhubung dengan konsumen mereka. Jadi manfaatkan cara ini untuk juga memberitahu khalayak umum mengenai usaha Anda.

• Mempergunakan Jasa Influencer

Orang-orang biasanya cenderung membeli sesuatu ketika mereka melihat yang orang yang relate dengan mereka juga mempergunakan produk yang sama. Inilah yang membuat adanya istilah influencer yang mana mereka akan membantu brand dengan mempromosikan produk dari brand tersebut dengan pendekatan yang lebih akrab tidak seperti iklan konvensional di televisi. Mungkin Anda dapat mempertimbangka cara ini untuk membuat produk Anda lebih dikenal dengan cara pendekatan yang akrab.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar