MATERI: IDEATION /DESIGN THINKING
POIN PEMBAHASAN MATERI :
1.
Pengertian
desain thinking
2.
Pentingnya
desain thinking pada start up
3.
Manfaat
desain thinking
4.
5
tahap proses desain thinking
5.
Elemen
dalam desain thinking
Startup
adalah perusahaan yang baru saja dibangun atau dalam masa rintasan, namun tidak
berlaku untuk semua bidang usaha, istilah startup ini lebih dikategorikan untuk
perusahaan bidang teknologi dan informasi yang berkembang di dunia internet.
Startup biasanya dibangun dari sekelompok kecil orang, yang memiliki visi dan
misi yang sama untuk membangun perusahaan teknologi yang dapat berkembang
nantinya. Biasanya bekerja dalam startup bekerja secara serabutan atau
keroyokan, yang artinya setiap orang yang bergabung pada dunia startup harus
bisa dan mau untuk menangani segala pekerjaan dengan role atau fashion yang
tidak sesuai denganya. Misalnnya pada bidang marketing atau penjualan, ketika
ingin memasarkan produk yang dihasilkan, perintis startup juga harus bisa
memasarkan produk tersebut, tidak dengan mempekerjakan seorang yang ahli dalam
bidang marketing.
Design
thinking mulai populer digunakan dalam dunia bisnis pada tahun 2000an. Namun,
konsep ini diperkenalkan Bryan Lawson dan Nigel Cross sejak awal tahun 1980an.
Mereka melakukan pengamatan dan beranggapan bahwa pola pikir para ahli desain
bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat kompleks, dinamis, dan
ambigu. Maka dari itu, sebagai founder Kamu bisa gunakan proses design thinking
pada startup mu untuk berbagai aspek agar lebih berkembang.
Pengertian
Design Thinking
Design
Thinking memiliki pengertian sebagai proses berulang di mana kita berusaha
memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan ulang masalah dalam
usaha untuk mengidentifikasi strategi alternatif dan solusi yang sebelumnya
bisa tidak tampak dalam pemahaman awal kita.
Tidak
hanya itu, design thinking juga akan menghadirkan pendekatan berbasis solusi
untuk memecahkan masalah. Design Thinking merupakan cara berpikir dan bekerja
serta sekumpulan metode-metode langsung.

Pentingnya
Design Thinking Pada Startup
Dalam
dunia startup, diperlukan design thinking untuk membuat sebuah produk yang akan
berguna bagi para konsumen dan masyarakat. Hal ini dikarenakan design thinking
akan mempermudah kita untuk menemukan masalah yang nantinya akan menjadi
hambatan. Serta dapat membantu kita menelaah dan mengembangkan empati terhadap
target pengguna.
Design
Thinking ada pada ketertarikan yang kuat untuk mengembangkan pemahaman terhadap
orang-orang yang merupakan target kita dalam mendesain produk atau jasa. Design
Thinking akan membantu kita dalam proses bertanya: menanyakan masalahnya,
menanyakan asumsi yang ada, dan menanyakan dampaknya.
Design
Thinking sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau
tidak diketahui, dengan cara menata kembali masalahnya dalam sudut pandang
manusia, menciptakan banyak ide-ide dalam sesi brainstorming, dan mengadopsi
pendekatan langsung dalam pembuatan desain awal dan melakukan uji coba.
Design
Thinking juga termasuk didalamnya proses percobaan terus menerus: pembuatan
sketsa, desain awal, uji coba, dan proses percobaan konsep dan ide. Karena
sebenarnya design thinking merupakan proses awal ketika kita ingin membuat
sebuah startup. Bayangkan jika kita hanya membuat sebuah startup tanpa banyak
pertimbangan yang kita ambil. Maka produk yang nantinya kita hasilkan tidak
akan tersampaikan pada target yang ingin kita tuju. Maka dari itu design
thinking pada startup sangat penting dan harus dilakukan. Mengingat kebutuhan
masyarakat dan pengguna yang terus meningkat dan berubah. Maka perubahan yang
baik pada produk juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna.
Manfaat
Design Thinking Design Thinking sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang
sangat rumit atau tidak diketahui. Sebagai seorang founder sebuah startup,
design thinking membantu kamu untuk Untuk Memahami kebutuhan pengguna dengan
lebih baik, Menyempurnakan produk/solusi dari waktu ke waktu, Mempercepat
proses pembelajaran pengembangan produk/solusi dan Mengurangi risiko kegagalan
produk.
Selain
manfaat diatas, sebenarnya masih banyak manfaat design thinking yang harus kamu
ketahui, antara lain:
1.
Meningkatkan
efisiensi proses desain
Karena design thinking memikirkan hal
sampai ke yang terkecil, maka ketika kamu membuat sebuah desain produk, proses
pembuatan nya akan terasa semakin efisien untuk dilakukan. Apa yang ingin kamu
buat akan langsung terjadi tanpa harus membuang membuang waktu.
2.
Memudahkan
perusahaan memahami kebutuhan calon konsumen
Dalam proses design thinking, kamu akan
mengetahui apa yang konsumen dan calon konsumen mu butuhkan. Karena salah satu
tahap pada proses design thinking adalah menemukan ide untuk memecahkan masalah
dengan mencari solusi yang terbaik.
3.
Membantu
menciptakan inovasi baru yang berkelanjutan
Dalam proses design thinking kamu akan
menemukan sebuah solusi dari masalah yang ada, sehingga kamu akan menemukan
inovasi pada produk mu. Inovasi ini tentunya akan mempengaruhi pengalaman para
pengguna.
4.
Mengurangi
risiko kegagalan produk
Design thinking akan membantu kamu untuk
mengurangi resiko kegagalan produk, hal ini tentunya dikarenakan design
thinking sudah memikirkan kemungkinan kemungkinan yang terjadi. Sehingga
kegagalan dapat berkurang. Selain itu design thinking akan membuat model
prototype untuk menguji sebuah produk sebelum dipasarkan.
5.
Meningkatkan
pendapatan
Dengan adanya kepuasan konsumen tentang
produk atau jasa yang startup mu hasilkan, tentunya ini akan membuat startup mu
akan mendapatkan keuntungan.
Faktanya, 71% perusahaan setuju design
thinking meningkatkan budaya kerja mereka, dan 69%-nya mengatakan ini membuat
proses inovasi perusahaan lebih efisien. Tentunya design thinking memiliki
manfaat yang cukup meringankan beban perusahaan. Terutama saat kamu melakukan
product development.

5 Tahapan
Proses Design Thinking
1.
Empathise
Tahap pertama dari proses Design
Thinking adalah mendapatkan pemahaman empati tentang masalah yang kamu coba
selesaikan. Pendekatan empati digunakan untuk memahami kebutuhan pengguna,
yaitu dengan melihat dari sudut pandang mereka. Cara yang dapat kamu gunakan
pada proses ini adalah dengan melakukan observasi atau riset, kamu juga bisa
melibatkan konsultasi dengan para ahli untuk mempelajari lebih lanjut tentang
bidang yang relevan dengan cara mengamati, berinteraksi dan berempati dengan
orang-orang untuk memahami pengalaman dan motivasi mereka, sehingga akan
memperoleh pemahaman pribadi yang lebih jelas tentang masalah yang relevan.
2.
Define
Tahap selanjutnya yang bisa kamu lakukan
adalah define, yakni mendefinisikan masalah dengan cara mengumpulkan informasi
yang sudah diperoleh lalu mengobservasi untuk mencari tahu kebutuhan pengguna.
Pada tahap inilah kamu akan menganalisis dan mensintesis pengamatan untuk
mengidentifikasi masalah utama yang diidentifikasi. Kamu harus mencoba
mendefinisikan masalah sebagai pernyataan masalah yang berpusat pada manusia.
Dalam fase define ini, kamu akan dapat mengumpulkan ide ide hebat untuk membuat
fitur, fungsi dan yang lainnya. Hal ini akan memungkinkan untuk memperbaiki
masalah yang ada. Atau setidaknya memungkinkan para pengguna untuk memecahkan
permasalahan nya sendiri.
3.
Ideate
Setelah mengetahui kebutuhan pengguna
dan mendefinisikan masalahnya, sekarang saatnya mengumpulkan solusi. Pada tahap
ideate ini, kamu diharuskan siap untuk mulai menghasilkan ide. Menghasilkan ide
dilakukan dengan mengumpulkan solusi sebanyak-banyaknya untuk mengatasi masalah
yang telah ditemukan. Tahap ini biasanya dilakukan dengan proses brainstorming
dan membuat mind map bersama tim. Disini kamu tumbuh untuk memahami pengguna
dan kebutuhan mereka di tahap Empathize, dan menganalisis dan mensintesis pengamatan
kamu di tahap Identifikasi, menghasilkan pernyataan masalah yang berpusat pada
manusia. Dengan rekam jejak yang solid, kamu dapat mulai “berpikir santai” dan
mencari cara alternatif dalam memandang masalah untuk mengidentifikasi solusi
baru atas pernyataan masalah yang dibuat. Ada ratusan teknik pembangkitan ide
seperti brainstorming, brainwriting, ide terburuk, dan scamper. Sesi
Brainstorming dan kemungkinan ide terburuk sering digunakan untuk mendorong
pemikiran bebas dan memperluas ruang masalah. Sangat penting untuk mendapatkan
ide atau solusi masalah sebanyak mungkin. Pada akhir tahap ini, kamu harus
memilih teknik pembuatan ide lain untuk membantu kamu dalam meneliti dan
menguji ide-ide, sehingga kamu akan menemukan cara terbaik untuk memecahkan
masalah atau menyediakan elemen-elemen yang diperlukan untuk menghindarinya.
4.
Prototype
Fokus pada tahap ini adalah untuk
membuat model solusi. Yang dimaksud prototype di sini adalah membuat model
produk atau sampel yang nyata sehingga bisa diuji nantinya. Dengan membuat
prototipe, kamu akan mengetahui model atau versi produk mana yang paling baik
memenuhi kebutuhan pengguna. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menentukan
solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi dalam tiga fase
pertama. Pada tahap ini, tim desain akan menghasilkan serangkaian versi produk
yang diperkecil dan berbiaya rendah atau fitur spesifik yang ditemukan dalam
produk, sehingga mereka dapat meng- eksplorasi solusi untuk masalah yang dibuat
pada tahap sebelumnya. Pada akhir tahap ini, tim desain akan memiliki gagasan
yang lebih baik tentang kendala dan masalah yang melekat pada produk, dan akan
memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana pengguna sebenarnya akan
bertindak, berpikir, dan merasa saat berinteraksi dengan produk akhir.
5.
Test
Langkah terakhir dalam design thinking adalah
pengujian atau testing. Setelah prototipe terbaik telah disusun, lakukan
pengujian terhadap user dengan melihat apakah produk sudah menjawab kebutuhan
mereka. Ini adalah tahap akhir dari pemikiran desain, tetapi dalam proses
berulang, hasil yang dihasilkan dalam tahap pengujian sering digunakan untuk
mendefinisikan kembali satu atau lebih masalah dan menginformasikan pemahaman
pengguna, kondisi penggunaan, bagaimana orang berpikir, bertindak, dan merasa
berempati. Bahkan pada tahap ini, perubahan dan perbaikan dilakukan untuk
menemukan solusi dan masalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
produk dan penggunanya.
Elemen-Elemen
dalam Design Thinking
Setelah mengetahui apa itu design thinking, pentingnya desain thinking
untuk startup, manfaat design thinking, dan tahap tahap design thinking. Hal
terakhir yang harus kalian ketahui adalah elemen dalam desain thinking.
Berikut ini adalah elemen-elemennya:
1.
Hands on
Design
thinking memerlukan pengujian secara langsung, bukan hanya membuat teori atau
menjelaskan solusi di atas kertas. Pembuatan prototype dapat menjadi salah satu
cara untuk menguji perangkat lunak.
2.
Highly
creative
Dengan
menggunakan metode design thinking ini kamu dapat mengembangkan kreativitasmu
sebebas mungkin, karena dalam metode ini tidak ada aturan baku atau tetap.
Dengan begitu kamu memiliki kesempatan belajar memecahkan masalah baru dengan
berbagai macam solusi.
3.
Iterative
Perlu
kamu ketahui kalau design thinking adalah proses yang berulang-ulang untuk
mendapatkan hasil yang dapat memuaskan dan sesuai dengan keinginan pengguna
4.
User centered
Elemen
terakhir adalah user centered. Perlu kamu ketahui jika design thinking ini
berpusat pada hal yang dibutuhkan oleh user. Karena jika kamu tidak tahu apa
yang pengguna butuhkan maka kamu tidak akan bisa mencari solusi dan memenuhi
apa yang pengguna inginkan.
Maka itu adalah pengertian design thinking. Jika kalian mengira design
thinking hanya bisa dipakai oleh desainer untuk merancang sesuatu. Itu salah
ya, karena sebenarnya design thinking bisa dipakai oleh siapapun. Mulai dari
individu, bisnis menengah, hingga perusahaan raksasa sekalipun. Makna design
thinking adalah proses penyelesaian masalah yang fokus pada pengguna. Jadi
selama kamu menemukan seseorang terhambat dalam melakukan sesuatu, kamu bisa
memecahkan masalahnya lewat design thinking. Apalagi untuk kamu yang baru ingin
membuat startup. Jadi itulah pentingnya design thinking pada startup, kamu bisa
menggunakan design thinking ini untuk membuat produk yang ingin kamu pasarkan
nantinya. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan kemungkinan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar