Senin, 05 Mei 2025

KULIAH START UP PERTEMUAN 3

 MATERI: IDEATION /DESIGN THINKING


POIN PEMBAHASAN MATERI  :

1.      Pengertian desain thinking

2.      Pentingnya desain thinking pada start up

3.      Manfaat desain thinking

4.      5 tahap proses desain thinking

5.      Elemen dalam desain thinking


Startup adalah perusahaan yang baru saja dibangun atau dalam masa rintasan, namun tidak berlaku untuk semua bidang usaha, istilah startup ini lebih dikategorikan untuk perusahaan bidang teknologi dan informasi yang berkembang di dunia internet. Startup biasanya dibangun dari sekelompok kecil orang, yang memiliki visi dan misi yang sama untuk membangun perusahaan teknologi yang dapat berkembang nantinya. Biasanya bekerja dalam startup bekerja secara serabutan atau keroyokan, yang artinya setiap orang yang bergabung pada dunia startup harus bisa dan mau untuk menangani segala pekerjaan dengan role atau fashion yang tidak sesuai denganya. Misalnnya pada bidang marketing atau penjualan, ketika ingin memasarkan produk yang dihasilkan, perintis startup juga harus bisa memasarkan produk tersebut, tidak dengan mempekerjakan seorang yang ahli dalam bidang marketing.

Design thinking mulai populer digunakan dalam dunia bisnis pada tahun 2000an. Namun, konsep ini diperkenalkan Bryan Lawson dan Nigel Cross sejak awal tahun 1980an. Mereka melakukan pengamatan dan beranggapan bahwa pola pikir para ahli desain bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat kompleks, dinamis, dan ambigu. Maka dari itu, sebagai founder Kamu bisa gunakan proses design thinking pada startup mu untuk berbagai aspek agar lebih berkembang.

 

Pengertian Design Thinking

Design Thinking memiliki pengertian sebagai proses berulang di mana kita berusaha memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan ulang masalah dalam usaha untuk mengidentifikasi strategi alternatif dan solusi yang sebelumnya bisa tidak tampak dalam pemahaman awal kita.

Tidak hanya itu, design thinking juga akan menghadirkan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Design Thinking merupakan cara berpikir dan bekerja serta sekumpulan metode-metode langsung.


 

Pentingnya Design Thinking Pada Startup

Dalam dunia startup, diperlukan design thinking untuk membuat sebuah produk yang akan berguna bagi para konsumen dan masyarakat. Hal ini dikarenakan design thinking akan mempermudah kita untuk menemukan masalah yang nantinya akan menjadi hambatan. Serta dapat membantu kita menelaah dan mengembangkan empati terhadap target pengguna.

Design Thinking ada pada ketertarikan yang kuat untuk mengembangkan pemahaman terhadap orang-orang yang merupakan target kita dalam mendesain produk atau jasa. Design Thinking akan membantu kita dalam proses bertanya: menanyakan masalahnya, menanyakan asumsi yang ada, dan menanyakan dampaknya.

Design Thinking sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau tidak diketahui, dengan cara menata kembali masalahnya dalam sudut pandang manusia, menciptakan banyak ide-ide dalam sesi brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan desain awal dan melakukan uji coba.

Design Thinking juga termasuk didalamnya proses percobaan terus menerus: pembuatan sketsa, desain awal, uji coba, dan proses percobaan konsep dan ide. Karena sebenarnya design thinking merupakan proses awal ketika kita ingin membuat sebuah startup. Bayangkan jika kita hanya membuat sebuah startup tanpa banyak pertimbangan yang kita ambil. Maka produk yang nantinya kita hasilkan tidak akan tersampaikan pada target yang ingin kita tuju. Maka dari itu design thinking pada startup sangat penting dan harus dilakukan. Mengingat kebutuhan masyarakat dan pengguna yang terus meningkat dan berubah. Maka perubahan yang baik pada produk juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna.

Manfaat Design Thinking Design Thinking sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau tidak diketahui. Sebagai seorang founder sebuah startup, design thinking membantu kamu untuk Untuk Memahami kebutuhan pengguna dengan lebih baik, Menyempurnakan produk/solusi dari waktu ke waktu, Mempercepat proses pembelajaran pengembangan produk/solusi dan Mengurangi risiko kegagalan produk.

Selain manfaat diatas, sebenarnya masih banyak manfaat design thinking yang harus kamu ketahui, antara lain:

1.      Meningkatkan efisiensi proses desain

Karena design thinking memikirkan hal sampai ke yang terkecil, maka ketika kamu membuat sebuah desain produk, proses pembuatan nya akan terasa semakin efisien untuk dilakukan. Apa yang ingin kamu buat akan langsung terjadi tanpa harus membuang membuang waktu.

2.      Memudahkan perusahaan memahami kebutuhan calon konsumen

Dalam proses design thinking, kamu akan mengetahui apa yang konsumen dan calon konsumen mu butuhkan. Karena salah satu tahap pada proses design thinking adalah menemukan ide untuk memecahkan masalah dengan mencari solusi yang terbaik.

3.      Membantu menciptakan inovasi baru yang berkelanjutan

Dalam proses design thinking kamu akan menemukan sebuah solusi dari masalah yang ada, sehingga kamu akan menemukan inovasi pada produk mu. Inovasi ini tentunya akan mempengaruhi pengalaman para pengguna.

4.      Mengurangi risiko kegagalan produk

Design thinking akan membantu kamu untuk mengurangi resiko kegagalan produk, hal ini tentunya dikarenakan design thinking sudah memikirkan kemungkinan kemungkinan yang terjadi. Sehingga kegagalan dapat berkurang. Selain itu design thinking akan membuat model prototype untuk menguji sebuah produk sebelum dipasarkan.

5.      Meningkatkan pendapatan

Dengan adanya kepuasan konsumen tentang produk atau jasa yang startup mu hasilkan, tentunya ini akan membuat startup mu akan mendapatkan keuntungan.

 

Faktanya, 71% perusahaan setuju design thinking meningkatkan budaya kerja mereka, dan 69%-nya mengatakan ini membuat proses inovasi perusahaan lebih efisien. Tentunya design thinking memiliki manfaat yang cukup meringankan beban perusahaan. Terutama saat kamu melakukan product development.


5 Tahapan Proses Design Thinking

1.      Empathise

Tahap pertama dari proses Design Thinking adalah mendapatkan pemahaman empati tentang masalah yang kamu coba selesaikan. Pendekatan empati digunakan untuk memahami kebutuhan pengguna, yaitu dengan melihat dari sudut pandang mereka. Cara yang dapat kamu gunakan pada proses ini adalah dengan melakukan observasi atau riset, kamu juga bisa melibatkan konsultasi dengan para ahli untuk mempelajari lebih lanjut tentang bidang yang relevan dengan cara mengamati, berinteraksi dan berempati dengan orang-orang untuk memahami pengalaman dan motivasi mereka, sehingga akan memperoleh pemahaman pribadi yang lebih jelas tentang masalah yang relevan.

2.      Define

Tahap selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah define, yakni mendefinisikan masalah dengan cara mengumpulkan informasi yang sudah diperoleh lalu mengobservasi untuk mencari tahu kebutuhan pengguna. Pada tahap inilah kamu akan menganalisis dan mensintesis pengamatan untuk mengidentifikasi masalah utama yang diidentifikasi. Kamu harus mencoba mendefinisikan masalah sebagai pernyataan masalah yang berpusat pada manusia. Dalam fase define ini, kamu akan dapat mengumpulkan ide ide hebat untuk membuat fitur, fungsi dan yang lainnya. Hal ini akan memungkinkan untuk memperbaiki masalah yang ada. Atau setidaknya memungkinkan para pengguna untuk memecahkan permasalahan nya sendiri.

3.      Ideate

Setelah mengetahui kebutuhan pengguna dan mendefinisikan masalahnya, sekarang saatnya mengumpulkan solusi. Pada tahap ideate ini, kamu diharuskan siap untuk mulai menghasilkan ide. Menghasilkan ide dilakukan dengan mengumpulkan solusi sebanyak-banyaknya untuk mengatasi masalah yang telah ditemukan. Tahap ini biasanya dilakukan dengan proses brainstorming dan membuat mind map bersama tim. Disini kamu tumbuh untuk memahami pengguna dan kebutuhan mereka di tahap Empathize, dan menganalisis dan mensintesis pengamatan kamu di tahap Identifikasi, menghasilkan pernyataan masalah yang berpusat pada manusia. Dengan rekam jejak yang solid, kamu dapat mulai “berpikir santai” dan mencari cara alternatif dalam memandang masalah untuk mengidentifikasi solusi baru atas pernyataan masalah yang dibuat. Ada ratusan teknik pembangkitan ide seperti brainstorming, brainwriting, ide terburuk, dan scamper. Sesi Brainstorming dan kemungkinan ide terburuk sering digunakan untuk mendorong pemikiran bebas dan memperluas ruang masalah. Sangat penting untuk mendapatkan ide atau solusi masalah sebanyak mungkin. Pada akhir tahap ini, kamu harus memilih teknik pembuatan ide lain untuk membantu kamu dalam meneliti dan menguji ide-ide, sehingga kamu akan menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah atau menyediakan elemen-elemen yang diperlukan untuk menghindarinya.

4.      Prototype

Fokus pada tahap ini adalah untuk membuat model solusi. Yang dimaksud prototype di sini adalah membuat model produk atau sampel yang nyata sehingga bisa diuji nantinya. Dengan membuat prototipe, kamu akan mengetahui model atau versi produk mana yang paling baik memenuhi kebutuhan pengguna. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menentukan solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi dalam tiga fase pertama. Pada tahap ini, tim desain akan menghasilkan serangkaian versi produk yang diperkecil dan berbiaya rendah atau fitur spesifik yang ditemukan dalam produk, sehingga mereka dapat meng- eksplorasi solusi untuk masalah yang dibuat pada tahap sebelumnya. Pada akhir tahap ini, tim desain akan memiliki gagasan yang lebih baik tentang kendala dan masalah yang melekat pada produk, dan akan memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana pengguna sebenarnya akan bertindak, berpikir, dan merasa saat berinteraksi dengan produk akhir.

5.      Test

Langkah terakhir dalam design thinking adalah pengujian atau testing. Setelah prototipe terbaik telah disusun, lakukan pengujian terhadap user dengan melihat apakah produk sudah menjawab kebutuhan mereka. Ini adalah tahap akhir dari pemikiran desain, tetapi dalam proses berulang, hasil yang dihasilkan dalam tahap pengujian sering digunakan untuk mendefinisikan kembali satu atau lebih masalah dan menginformasikan pemahaman pengguna, kondisi penggunaan, bagaimana orang berpikir, bertindak, dan merasa berempati. Bahkan pada tahap ini, perubahan dan perbaikan dilakukan untuk menemukan solusi dan masalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang produk dan penggunanya.

 

Elemen-Elemen dalam Design Thinking

Setelah mengetahui apa itu design thinking, pentingnya desain thinking untuk startup, manfaat design thinking, dan tahap tahap design thinking. Hal terakhir yang harus kalian ketahui adalah elemen dalam desain thinking.

Berikut ini adalah elemen-elemennya:

1.      Hands on

Design thinking memerlukan pengujian secara langsung, bukan hanya membuat teori atau menjelaskan solusi di atas kertas. Pembuatan prototype dapat menjadi salah satu cara untuk menguji perangkat lunak.

2.      Highly creative

Dengan menggunakan metode design thinking ini kamu dapat mengembangkan kreativitasmu sebebas mungkin, karena dalam metode ini tidak ada aturan baku atau tetap. Dengan begitu kamu memiliki kesempatan belajar memecahkan masalah baru dengan berbagai macam solusi.

3.      Iterative

Perlu kamu ketahui kalau design thinking adalah proses yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang dapat memuaskan dan sesuai dengan keinginan pengguna

4.      User centered

Elemen terakhir adalah user centered. Perlu kamu ketahui jika design thinking ini berpusat pada hal yang dibutuhkan oleh user. Karena jika kamu tidak tahu apa yang pengguna butuhkan maka kamu tidak akan bisa mencari solusi dan memenuhi apa yang pengguna inginkan.

 

Maka itu adalah pengertian design thinking. Jika kalian mengira design thinking hanya bisa dipakai oleh desainer untuk merancang sesuatu. Itu salah ya, karena sebenarnya design thinking bisa dipakai oleh siapapun. Mulai dari individu, bisnis menengah, hingga perusahaan raksasa sekalipun. Makna design thinking adalah proses penyelesaian masalah yang fokus pada pengguna. Jadi selama kamu menemukan seseorang terhambat dalam melakukan sesuatu, kamu bisa memecahkan masalahnya lewat design thinking. Apalagi untuk kamu yang baru ingin membuat startup. Jadi itulah pentingnya design thinking pada startup, kamu bisa menggunakan design thinking ini untuk membuat produk yang ingin kamu pasarkan nantinya. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan kemungkinan yang ada.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar