Senin, 05 Mei 2025

PERKULIAHAN START UP PERTEMUAN 5

 

MATERI: MODEL BISNIS

POIN PEMBAHASAN MATERI :

1.      Sejarah dan pengertian model bisnis

2.      Tujuan model bisnis

3.      Jenis-jenis model bisnis

4.      Komponen model bisnis

5.      Contoh penerapan model bisnis

6.      Contoh bisnis model

 


Semakin gencarnya persaingan bisnis memungkinkan para pelaku bisnis untuk tetap mempertahankan strategi pertahanan dengan melakukan berbagai metode-metode yang tanggap, begitu juga dengan penerapan model bisnis atau disebut juga dengan “Model Bisnis” yang merupakan kunci keberhasilan bisnis itu sendiri. Kini keberhasilan model bisnis juga bergantung kepada bagaimana teknologi digunakan. Sebagai contoh, wirausahawan di dunia maya juga telah menciptakan model baru secara keseluruhan yang sepenuhnya bergantung kepada teknologi yang ada atau sedang berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi, pembisnis dapat menjangkau pasar dalam jumlah besar tapi dengan ongkos maksimal.

Ada faktor yang dapat mengancam perusahaan ialah Faktor Perubahan. Perusahaan yang lambat dalam merespon perubahan akan semakin tertinggal. Sementara itu model bisnis merupakan prototype yang dikembangkan oleh perusahaan untuk menjabarkan bagaimana sebuah proses dalam perusahaan berjalan dan menciptakan value bagi stakeholder perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh pelaku usaha adalah ketidakmampuannya dalam menghadapi persaingan di pasar, karena mereka hanya fokus pada faktor lingkungan dan perubahan. Perusahaan tersebut sering kali menjiplak model bisnis dari perusahaan lain tanpa melakukan penyesuaian terlebih dahulu. Padahal setiap bisnis memiliki ciri khas atau keunikan sehingga membutuhkan model bisnis tersendiri. Karena itu agar sebuah perusahaan mampu bersaing, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan proses desain model bisnisnya.Semakin panjang rencana bisnis, semakin besar risiko gagalnya.

1.      Fleksibilitas – kebanyakan pengusaha pemula yang memiliki business plan menjadikan diri mereka tidak fleksibel terhadap perubahan-perubahan asumsi. Sehingga ketika ada perubahan yang cepat di dunia nyata, pengusaha pemula tetap ‘gigih’ memperjuangkan bussines plan mereka yang ternyata sudah tidak relavan.

2.     


Validitas Ide – bussines plan yang lengkap tentu akan melihat kelayakan suatu usaha dari berbagai sudut. Karena banyak aspek yang dilihat (analisa market, produk, pemasaran, keuangan, sdm, dsb), menyebabkan pengusaha pemula luput dari sebuah pertanyaan penting: apakah ide yang mereka ajukan dalam bisnis memang benar-benar laku dan dibutuhkan oleh konsumen? Karena banyaknya yang harus dipenuhi dalam sebuah bussines plan, banyak pengusaha pemula yang ‘lupa’ untuk menguji apakah ide bisnis mereka itu betul-betul valid (diperlukan customer) atau tidak perbedaan alur membangun bisnis antara dulu dan sekarang.

Banyak pengusaha pemula yang masih mengikuti cara tersebut. Mereka mengawali bisnis mereka dari sebuah ide, dibuat rencana bisnisnya, kemudian pitching. Salahkah ? Tidak. Risiko gagal lebih besar? Iya. Maka dari itu, untuk mengurangi risiko kegagalan, diperlukan cara pandang baru untuk pengusaha pemula dalam membangun bisnis mereka. Perbedaan paling dasar terletak di benarkan ide tersebut dibutuhkan oleh pasar saat ini? Apakah permintaan market atas ide tersebut valid?


Alur untuk menciptakan bisnis baru di era ini pun berubah. Sebelum ide bisnis dibuat ke dalam bussines plan, perlu dibuat terlebih dahulu ‘pengujian’ apakah ide tersebut valid atau tidak. Alur pengujiannya digambarkan sebagai berikut, introduction.

 

Model bisnis tergolong sesuatu yang baru. Istilah ini muncul dalam jurnal akademik di tahun 1957 dan pertama kali digunakan sebagai judul dari sebuah jurnal akademik yang terbit di tahun 1960. Namun konsep model bisnis mulai populer sejak tahun 1990 ke atas ketika model bisnis dan perubahan lingkungan bisnis didiskusikan dalam konteks internet (afuah, 2004; afuah dan tucci, 2001; osterwalder, 2205), model bisnis sebagai arsitektur untuk produk, pelayanan dan sistem informasi, termasuk di dalamnya deskripsi dari aktor-aktor bisnis dan peraturannya, keuntungan potensial untuk berbagai actor di dalamnya dan sumber-sumber pendapatan.

 

Sejarah dan Pengertian Model Bisnis

Selama bertahun-tahun, model bisnis telah menjadi jauh lebih canggih. Bisnis umpan dan hook model (juga disebut sebagai “ pisau cukur dan model pisau bisnis ”atau” model terikat produk bisnis “) diperkenalkan di awal abad 20. Ini melibatkan menawarkan produk dasar dengan biaya yang sangat rendah, sering bingung (“umpan”), kemudian pengisian jumlah berulang kompensasi untuk isi ulang atau produk atau jasa terkait (“hook”). Contoh meliputi: pisau cukur (umpan) dan pisau (hook), ponsel (umpan) dan waktu udara (hook), komputer printer (umpan) dan kartrid tinta isi ulang (hook), dan kamera (umpan) dan mencetak (hook). Sebuah varian dari model ini adalah Adobe , pengembang perangkat lunak yang memberikan jauh pembaca dokumen yang gratis tetapi biaya beberapa ratus dolar untuk penulis dokumennya.

Pada tahun 1950, model bisnis baru berasal dari McDonald Restoran dan Toyota . Pada tahun 1960, para inovator adalah WalMart dan Hypermarket . Pada 1970-model bisnis baru dari FedExdan Toys R Us , tahun 1980-an dari Blockbuster , Home Depot , Intel , dan Dell Computer , tahun 1990-an dari Southwest Airlines , Netflix , eBay, Amazon.com , dan Starbucks .

Saat ini, jenis model bisnis mungkin bergantung pada bagaimana teknologi digunakan. Misalnya, pengusaha di internet juga telah menciptakan model yang sama sekali baru yang bergantung sepenuhnya pada teknologi yang ada atau muncul. Menggunakan teknologi, bisnis dapat mencapai sejumlah besar pelanggan dengan biaya minimal, dan berikut pengertian dari bussines modeling yaitu:

Business Modeling adalah: Sebagai sutu teknik pemodelan yang digunakan untuk menggambar model sebuah bisnis. Model bisinis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilainilai baik itu: ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya.

Sebuah model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai (bentuk ekonomi, sosial, budaya, atau nilai). Proses konstruksi model bisnis merupakan bagian dari strategi bisnis.

 

Tujuan Business Model

1.      Memahami struktur organisasi dan dinamika organisasi

2.      Memahami masalah dalam mencapai target organisasi dan menemukan potensi untuk kemajuan organisasi

3.      Meyakinkan bagi para customer, end user dan deνeloper agar memiliki pemahaman yang benar mengenai organisasi

4.      Dapat mendapatkan requirenments software aplikasi yang akan kita buat yang diperlukan untuk mendukung pencapaian target organisasi

 

Jenis Business Model

1.      Costomer Segments Pada blok ini ditentukan target pasar yang ingin dimasuki oleh produk Dholpin Techno. Target pasar tersebut terdiri dari masyarakat umum, rumah sakit, hotel dan salon kecantikan & spa. Oleh karena itu, pada usaha Dholpine Techno segmen pasarnya adalah tersegmentasi

2.      Value Proposition Value Proposition adalah obat anti nyamuk yang memiliki banyak varian diantaranya aroma lavender, sereh wangi, jeruk nipis, dan kayu putih serta memberikan nilai tambah produk Dholpine Techno kepada konsumen yang dapat sebagai obat anti nyamuk yang beroramaterapi dan sebagai pengharum ruangan

3.      Key Resources Key Resources adalah hal yang paling utama untuk menjalankan model bisnis. Sumber daya utama ini dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan penghasilan, berhubungan dengan pelanggan, memberikan value proposition, dan mendapatkan pasar.

 

Komponen Model Bisnis

1.      Siapa Yang Dilayani (Who It Serves)

2.      Apa Yang Ditawarkan (What It Provides)

3.      Bagaimana Cara Menghasilkan Produk (How It Provides Its Product)

4.      Bagaimana Cara Menghasilkan Uang Atan Laba (How It Creates Money Or Profit)

5.      Bagaimana Membedakan Dirinya Secara Strategis Terhadap Pesaing Differentiaties It Self From Its Competitors)

 

Contoh Penerapan Model Bisnis

 9 Blok Business Model Canvas

BMC sebagai metode merupakan kerangka berfikir bisnis yang sistematis dan menyeluruh, menggambarkan kegiatan utama bisnis dan relasinya, meliputi konsumen dan pemasaran, produksi dan operasional, keuangan dan produk atau solusi yang dipilah atau dikelompokkan menjadi 9 blok. Produk/Solusi Value preposition, mendefinisikan nilai guna materiil (kepuasan ekonomi, seperti harga murah, manfaat yang dinilai dengan uang, dan lainnya) dan nilai guna non materiil (kepuasan psikologi, seperti pride, dan lainnya) atas produk sebagai sebuah solusi atas pemecahan masalah tertentu bagi konsumen.

Konsumen dan Pemasaran

• Customer segmentation, mendefinisikan konsumen secara spesifik, membagi konsumen per segmen, demografi, geografi, hobi dan lainnya.

• Channel, mendefinisikan cara atau metode sebuah produk atau layanan sebagai solusi sampai ke konsumen.

• Customer relationship, mendefinisikan cara atau metode berinteraksi, berkomunikasi dengan konsumen.

Produksi dan Operasional

• Key resources, mendefinisikan sumber daya utama dalam bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segment yang dijabaran sebelumnya.

• Key activities, mendefinisikan kegiatan utama dalam bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segment yang dijabaran sebelumnya.

 • Key partnership, mendefinisikan mitra-mitra kunci dalam sebuah bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segment yang dijabaran sebelumnya.

Keuangan

• Cost Structure, mendefiniskan struktur dan item biaya yang terjadi dalam bisnis, meliputi kegiatan operasional dan pemasarannya.

• Revenue Stream, mendefinisikan pos-pos pendapatan bisnis sesuai dengan value preposition dan customer segmentation.

 

Kegiatan utama bisnis, porduk/solusi, konsumen dan pemasaran, produksi dan operasional, serta keuangan, yang digambarkan dalam BMC keempatnya saling berelasi atau berkaitan. Pangkal relasi BMC ada di value preposition dan customer segmentation yang selanjutnya menentukan, pengisian blok-blok lainnya.

 

Contoh Bisnis Model

1.      Media Sosial, Media Pemasaran Yang Efektif dan Efisien Penetrasi bisnis melalui media sosial merupakan poin utama yang harus Anda perhatikan untuk melakukan pemasaran yang efektif dan efisien di era digital. Jumlah pengguna media sosial yang begitu besar juga menjadi alasan kuat mengapa Anda harus memanfaatkan media online yang satu ini. Berpromosi di media sosial juga akan membantu Anda untuk terhubung bukan hanya kepada buyer tapi juga ke sesama seller, hal ini akan membuat relasi bisnis Anda menjadi lebih luas dan tidak menutup kemungkinan akan menambah partner baru yang siap untuk mengembangkan bisnis bersama Anda.

2.      Mobile Marketing, Pasar Yang Sangat Potensial di Era Digital Dewasa ini pasar mobile bisa dibilang yang paling potensial, mengingat jumlah pengguna android saat ini yang mencapai miliaran jiwa, membuat mobile marketing menjadi saranan promosi yang wajib dikuasai bagi pebisnis digital. Dengan membangun blog atau toko online berbasis mobile (responsive) maka akan membantu Anda dalam melakukan penterasi bisnis pada pengguna mobile.

Beberapa contoh model bisnis diataslah yang perlu diperhatikan untung bisa bersaing atau sekedar mempertahankan bisnis di era digital seperti sekarang ini. Jika disimpulkan maka inti dari membangun bisnis di era digital yang benar adalah dengan cara menggunakan dan memanfaatkan media online yang ada secara maksimal.

 

Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah "Business Modelling Inovasi Dipadukan Dengan Business Modelling Era Internet" penulis menyimpulkan bahwa menjalankan suatu tatanan bisnis tentu harus menentukan model bisnis yang tepat dan sesuai dengan pangsa pasar contoh nya saja pada era modern saat ini model bisnis dipadu dengan perkembangan jaman internet yang mana memiliki manfaat dan keuntungan bagi pelaku bisnis maupun counsument itu sendi, menentukan model bisnis yang tepat dan terstrukter akan menentu-kan, system kerja yang cepat dan memudahkan counsúment untuk memperoleh layangan akses digital yang cepat dan tepat perlu diketahui juga Pengertian model bisnis sebagai metode, bisa dilihat dari pendapat (Wheelen dan Hunger, 2010, hal.110) yang mendefinisikan model bisnis sebagai "metode yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan uang du lingkunagn bisnis dimana perusahaan beroperasi". Sebelumnya Rappa (2000) juga memberikan definisi serupa, yaitu "metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya, yang membuat perusahaan dapat bertahan." Pendek kata, menurut definisi tersebut, model bisnis adalah metode atau cara, yaitu cara menciptakan nilai.

Berbagai cara, perkembangan model bisnis, inovasi model bisnis hingga perkembangan model bisnis yang dapat merusak tataran tradisional dan pendukung lain nya, yang telah dijelaskan pada bab diatas tentu akan membatu kita untuk mengetahui dan mempertimbangkan model usaha apa yang nantinya akan kita pilih dalam implementasi kerja sehingga mampu untuk bersaing pada dunia bisnis yang efektif dan efisien. Dan banyak perusahaan ternama yang telah mengetahui dan menerapkan system model bisnis yang tepat dan sesuai, hingga saat ini masih eksis pada persaingan pasar tradisional maupun internasional.

Setiap usaha dan bisnis yang dilakukan hendaknya dilakukan dengan sepenuh hati, dedikasi, disiplin serta pertimbangan yang matang. Tetapi tidak dapat dipungkiri, trend saat ini semakin maju yang membuat bisnis dan usaha juga turut harus mengikutinya.

 

Beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan adalah:

• Memanfaatkan media sosial

Saat ini siapa saja menggunakan media sosial baik untuk berhubungan, berkomunikasi maupun mempromosikan sesuatu. Bahkan brand besar sekalipun juga mempunyai akun media sosial mereka sendiri untuk dapat terhubung dengan konsumen mereka. Jadi manfaatkan cara ini untuk juga memberitahu khalayak umum mengenai usaha Anda.

• Mempergunakan Jasa Influencer

Orang-orang biasanya cenderung membeli sesuatu ketika mereka melihat yang orang yang relate dengan mereka juga mempergunakan produk yang sama. Inilah yang membuat adanya istilah influencer yang mana mereka akan membantu brand dengan mempromosikan produk dari brand tersebut dengan pendekatan yang lebih akrab tidak seperti iklan konvensional di televisi. Mungkin Anda dapat mempertimbangka cara ini untuk membuat produk Anda lebih dikenal dengan cara pendekatan yang akrab.

 

PERKULIAHAN START UP PERTEMUAN 4

 

MATERI: PRODUCT DEVELOPMENT

POIN PEMBAHASAN MATERI :

1.      Konsep produk baru

2.      Inovasi dan pengembangan produk baru

3.      Proses pengembangan produk baru

4.      Faktor penghambat produk baru

5.      Faktor pendukung keberhasilan produk baru

6.      Strategi pengembangan produk

7.      Fase proses pengembangan produk


Pengembangan produk merupakan suatu paket tindakan yang dimulai dengan mengidentifikasi peluang pasar dan diakhiri dengan produksi, penjualan dan pengiriman produk. Untuk tetap dalam persaingan di dunia industri, perusahaan tidak hanya membutuhkan pengembangan produk kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Di era yang terus berkembang ditandai dengan munculnya produk yang semakin beragam, produk ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin beragam. Memahami konsumen merupakan hal yang mutlak karena setiap orang memiliki kebutuhan, keinginan, kemampuan dan kesukaan yang berbeda, sehingga produk yang ditawarkan perlu disesuaikan dengan perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen dari waktu ke waktu.

Persaingan global semakin ketat saat ini. Tentunya perusahaan ingin membuat produk yang berbeda dari yang lain dan itu yang pertama. Salah satu tantangan terbesar dalam perencanaan pemasaran adalah menciptakan dan mengembangkan ide produk baru dan kemudian berhasil meluncurkannya di pasar. Karena tidak ada kepastian bahwa produk baru yang dikembangkan oleh organisasi atau perusahaan mana pun akan diterima dengan baik oleh konsumen.

Agar berhasil mengembangkan ide produk baru, perusahaan harus melalui beberapa tahapan agar produk yang diciptakan relevan dan diterima pasar. Karena tujuan pengembangan produk baru adalah untuk menciptakan inovasi baru yang berhasil di pasar, perusahaan juga harus mengganti produk yang telah memasuki fase penurunan siklus hidupnya. Pengembangan produk adalah strategi, proses dan inovasi yang digunakan produsen untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk yang sudah ada yang akan dilepas ke pasar. Pengembangan ini bertujuan untuk menawarkan nilai tambah kepada konsumen.

Pengembangan produk ini dapat dikatakan telah dipersyaratkan oleh undang-undang agar tetap dapat bersaing di pasar dan tidak tertinggal dari pesaing. Pengembangan produk baru adalah proses menemukan ide untuk barang dan jasa baru dan mengubahnya menjadi penambahan lini produk yang sukses secara komersial. Alasan utama perusahaan menciptakan produk baru adalah untuk menggantikan produk yang telah kehilangan minat konsumen.

Pengenalan item baru membantu meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.Berikut ini penjelasan pengembangan produk dari beberapa tokoh:

1.      Assaury (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar.

2.      Sigit (1992) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising adalah kegiatan-kegiatan manufacturer (pembuat barang) atau middlemen (perantara) yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli.

3.      Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.

Berdasarkan ketiga pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah upaya perusahaan untuk memperbaiki, menyederhanakan, mereformasi, menambah desain atau model guna meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.

 

Konsep Produk Baru

Produk baru adalah produk asli, peningkatan produk, modifikasi produk, dan merek baru yang dikembangkan sendiri di departemen penelitian. Pengembangan produk baru disertai dengan biaya ketidakpastian dan kegagalan yang melekat. Sebagian besar program pengembangan produk gagal mencapai target pasar untuk produk baru yang diluncurkan, dengan sekitar 35% kegagalan terjadi. Oleh karena itu, ketika mengembangkan produk baru, perusahaan memerlukan alat dan proses analisis yang cermat dan andal. Adapun konsep produk baru dari dua perspektif, yakni:

1.      Baru bagi pasar (new to market) yang mengandung arti belum ada perusahaan yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut sebelumnya.

2.      Baru bagi perusahaan bersangkutan (new to deferm) artinya perusahaan-perusahaan lain sudah membayarkan produk tersebut tetapi perusahaan bersangkutan belum memasarkannya.

 

Secara garis besar, aktivitas pengembangan produk baru bisa menghasilkan 6 macam tipe produk baru:

1.      Produk Baru Bagi Dunia (New to the world products), yaitu produk-produk yang menciptakan pasar yang sama sekali baru dan membentuk siklus hidup produk yang baru.

2.      Lini Product baru (New Product Line), yaitu produk-produk yang baru bagi perusahaan, namun diluncurkan bagi pasar yang sudah ada.

3.      Perluasan lini (Line Extension), yaitu produk baru yang memungkinkan perusahaan memperluas pasar yang dilayani dengan menawaran manfaat yang berbeda.

4.      Penyempurnaan produk yang telah ada (improvement to exsisting products), yaitu produk-produk yang biasanya dirancang untuk menggantikan penawaran produk yang sudah ada.

5.      Re-positioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan yang baru.

6.      Pengurangan biaya (cost redaction), yaitu versi dari produk yang ada yang dapat memberikan kinerja setara pada tingkat harga yang lebih murah.

 

Inovasi dan Pengembangan Produk Baru

Produk-produk baru menjadi inti dari seluruh perusahaan karena jelas berkontribusi pada kelangsungan hidup dan kemakmuran perusahaan. Pengembangan produk baru merupakan kegiatan strategis yang penting dan menantang. Produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen membantu memperkuat posisi organisasi di pasar yang ada dan membuka pasar produk baru.

Penting bagi perusahaan untuk mengembangkan produk baru untuk mempertahankan kecepatan pertumbuhan dan keunggulan perusahaan serta untuk menggantikan produk lama. Karena pengembangan produk diperlukan, maka salah satu strategi untuk memperpanjang siklus hidup produk agar produk tidak berkurang. Pengembangan produk ini diperlukan saat kematangan produk tercapai, yaitu saat produk perusahaan mencapai titik jenuh yang ditandai dengan kurangnya konsumen tambahan, dengan penjualan jatuh tempo pada satu waktu.

Ketika produk mencapai tahap ini, perusahaan tidak segera menerapkan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan pengecer. Hal ini mengurangi keuntungan dan penjualan yang cenderung menurun. Sebagian besar pelaku komersial tentu berusaha menciptakan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Strategi ini sebenarnya sangat efektif, karena produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang cukup kuat dan mampu menghadapi persaingan pasar yang ketat. Anda tidak hanya dapat membuat produk baru, tetapi Anda juga dapat mengubah produk yang sudah ada menjadi unik. Dalam hal ini dapat meningkatkan kualitas, memperbaharui bentuk atau memperindah kemasan produk.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menciptakan produk baru:

1.      Produk unik dan menarik

Sebagian besar pelaku komersial tentu berusaha menciptakan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Strategi ini sebenarnya sangat efektif, karena produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang cukup kuat dan mampu menghadapi persaingan pasar yang ketat. Anda tidak hanya dapat membuat produk baru, tetapi Anda juga dapat mengubah produk yang sudah ada menjadi unik. Dalam hal ini dapat meningkatkan kualitas, memperbaharui bentuk atau memperindah kemasan produk.

2.      Memanfaatkan teknologi modern inovasi produk

Bahkan strategi inovatif dapat diimplementasikan melalui penggunaan alat teknologi modern dalam setiap proses produksi dan setiap kegiatan ekonomi. Ini memungkinkan Anda menjadi lebih produktif, mencapai daya saing produk yang lebih besar, dan secara lebih akurat mengurangi risiko kesalahan tenaga kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

3.      Meningkatkan kualitas SDM

Tentunya diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan kreatif untuk mengembangkan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, sebelum merencanakan sesuatu yang inovatif, penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan seiring pertumbuhan perusahaan. Karena tanpa tangan kreatif tidak mungkin tercipta suatu produk yang inovatif.

4.      Meningkatkan Pelayanan

Selain strategi inovasi melalui penciptaan suatu produk, juga dapat menawarkan layanan tertentu kepada konsumen. Misalnya mengelola pesanan online, menyediakan layanan delivery order, dan menawarkan paket layanan komprehensif untuk memberikan solusi end-to-end bagi konsumen. Kreativitas dan inovasi sering digunakan secara bergantian, namun ada perbedaan besar. Faktanya, kreativitas adalah bagian penting dari inovasi.

Kreativitas saja tidak cukup untuk memiliki ide. Kreativitas merupakan prasyarat untuk inovasi dan transformasi organisasi karena tanpa kreativitas, inovasi tidak ada artinya dan transformasi akan sama seperti sebelumnya. Tanpa inovasi, ide-ide kreatif tidak akan pernah bisa diwujudkan. Tujuan perusahaan adalah untuk mengembangkan produk-produk inovatif untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan, karena produk yang ada peka terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus hidup produk yang lebih pendek dan meningkatnya persaingan di dalam dan luar negeri. Saat ini, di tengah persaingan yang ketat, produk yang ditawarkan kepada konsumen harus dibedakan dengan segala keunggulan dan kecanggihannya. Inovasi produk harus diperoleh melalui riset pasar agar produk yang dihasilkan dapat memuaskan selera dan kebutuhan konsumen.

 

Proses Pengembangan Produk Baru

Mengembangkan produk baru ini bukanlah tugas yang mudah bagi perusahaan yang menggunakannya. Perusahaan-perusahaan ini akan menghadapi berbagai masalah, di satu sisi mereka perlu mengembangkan produk baru, tetapi di sisi lain perusahaan juga menghadapi tantangan yang sulit yang akan mereka hadapi dan akan menghambat kesuksesan perusahaan.

Agar proses perkembangan produk ini akan berkembang dengan baik, maka ada delapan prosesproses tersebut dapat di susun sebagai berikut:

1.      Pencetusan gagasan (Idea Generation)

Proses awal pengembangan produk baru adalah idea generation, yaitu pencarian ide secara sistematis untuk produk baru. Bisnis biasanya harus mengeluarkan banyak ide baru dan lebih baik. Pencarian ide untuk produk baru harus dilakukan dengan benar dan sistematis, jika tidak perusahaan akan menerima banyak ide, tetapi kebanyakan tidak akan cocok dengan industri tempatnya beroperasi. Oleh karena itu, manajemen harus dapat memitigasi hal ini dengan secara hati-hati mendefinisikan strategi pengembangan produk baru, mengidentifikasi produk dan pasar yang dipromosikan, dan mengulangi pendapat perusahaan tentang produk baru, pangsa pasar, dan lainnya yang diharapkan. Inisiasi atau penciptaan ide ini dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu sumber internal, pelanggan, pesaing, dealer, pemasok dan lain-lain.

2.      Penyaringan Gagasan

Setelah menginisiasi atau menciptakan sejumlah besar ide atau gagasan, langkah selanjutnya adalah menyaring banyak ide bagus dan mengesampingkannya untuk kemudian membandingkannya dengan sumber daya perusahaan.

3.      Pengujian dan Pengembangan Konsep

Ide yang lolos uji menjadi konsep produk yang dikembangkan dan diuji. Pengembangan Konsep Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan ide-ide ini menjadi konsep produk alternatif, menentukan seberapa baik setiap konsep menarik perhatian konsumen, dan memilih konsep terbaik. Pengembangan dan pengujian konsep ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga kita mengetahui reaksi pelanggan terhadap segala jenis produk baru.

4.      Pengembangan Strategi pemasaran

Setelah melalui proses pengembangan dan pengujian konsep, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pemasaran untuk meluncurkan produk baru. Strategi pemasaran ini akan mengalami berbagai penyempurnaan dan peningkatan seiring berjalannya waktu.

5.      Analisis Bisnis

Setelah mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran, manajemen dapat menilai daya tarik proposal bisnis. Manajemen juga membutuhkan proyeksi pendapatan, biaya yang dibutuhkan dan apa yang ingin dicapai, yang semuanya harus selaras dengan tujuan bisnis.

6.      Pengembangan Produk

Pada proses selanjutnya, konsep produk yang telah di analisis kemungkinan kemungkinannya secara teoritis dan ternyata dapat di terima, maka konsep tersebut di kembangkan menjadi produk secara fisik oleh departemen Litbang.

7.      Pengujian Pasar

Setelah melalui tiga fase proses pengembangan produk, langkah selanjutnya adalah uji pasar. Pengujian pasar adalah proses di mana produk dan program pemasaran beralih ke keadaan yang lebih nyata. Pengujian pasar ini memungkinkan pemasar untuk mendapatkan pengalaman dalam memasarkan produk. Tujuan utama riset pasar adalah untuk menguji sendiri produk tersebut dalam situasi nyata. Hasil uji pasar dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan keuntungan.

8.      Komersialisasi

Pengujian pasar menjanjikan informasi yang cukup untuk memutuskan apakah akan meluncurkan produk baru atau tidak. Jika perusahaan terus memasarkan, biayanya akan sangat tinggi. Keputusan-keputusan yang perlu diperhatikan dalam menentukan dimana akan menjual antara lain: kapan harus memperhatikan dimana akan menjual, kepada siapa, dan bagaimana.

 

Faktor Penghambat Pengembangan Produk Baru

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan pengembangan produk baru harus mengetahui dan mempertimbangkan pengaruh apa saja yang akan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan kegiatan pengembangan produk baru tersebut. Pengembangan produk baru yang dihalangi oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut:

1.      Kekurangan ide pokok baru yang penting dalam bidang –bidang tertentu: Mungkin hanya sedikit cara yang dapat meningkatkan beberapa produk dasar seperti baja, sabun cuci, dan sebagainya.

2.      Pasar yang terbagi-bagi: Persaingan yang tajam menyebabkan pembagian pasar. Perusahaan harus mengarahkan produk barunya pada segmen pasar yang lebih kecil, dan ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.

3.      Kendala sosial dan pemerintah: Produk baru harus lebih memenuhi kriteria masyarakat seperti keselamatan konsumen dan keseimbangan lingkungan. Peraturan pemerintah telah memperlambat inovasi dalam industri obat dan telah mempersulit rancang produk dan keputusan periklanan dalam industri-industri seperti peralatan, kimia, mobil dan mainan.

4.      Mahalnya pengembangan produk baru: Suatu perusahaan biasanya harus menghasilkan banyak ide produk baru agar memperoleh beberapa yang baik.

5.      Beberapa perusahaan yang memiliki ide-ide yang baik dapat memperoleh modal yang cukup untuk melakukan penelitian.

6.      Waktu pengembangan yang lebih cepat: Para pesaing mungkin cepat memperoleh ide yang sama pada waktu yang sama, dan kemenangan akan di raih yang paling cepat.

7.      Siklus hidup yang lebih cepat: Jika suatu produk baru berhasil, pesaing dengan cepat menirunya sehingga siklus hidup baru menjadi lebih pendek.

 

Faktor Pendorong Keberhasilan Produk Baru

Banyak hal yang dapat menjadi sumber pendorong diperlukannya suatu pengembangan produk baru. Adapun faktor-faktor perusahaan tersebut adalah:

1.      Financial goals.

Tekanan untuk mencapai tujuan keuangan seperti laba, pangsa pasar, penerimaan, kebututuhan investasi dan lain-lain menjadi pendorong dilakukannya pengembangan produk baru.

2.      Sales & Market Share Growth.

Pertumbuhan penjualan merupakan tujuan penting bagi sebagian perusahaan. Begitu juga dengan kekuatan yang dimiliki dipasar melalui penguasa pasar yang ada juga merupakan sesuatu pendorong diperlakukannya pertumbuhan penjualan.

3.      Competitive action.

Motivasi untuk bersaing merupakan salah satu pendorong perusahaan memikirkan produk baru sehingga memiliki kekuatan dan perbedaan dipasar.

4.      Life cycle.

Setiap produk yang ditawarkan sekarang oleh perusahaan memiliki keterbatasan didalam waktu pemasarannya. Mereka memiliki batasan waktu sebelum produk tersebut mengalami penurunan dalam penjualan karena beralihnya konsumen pada produk yang lain. Untuk menjaga hal tersebut diperlukan pengembangan produk baru.

5.      Technology.

Berkembangnya teknologi memungkinkan orang untuk menawarkan sesuatu yang lebih baik dari penawarannya sekarang, sehingga akan melahirkan produk baru bagi perusahaan maupun pesaing.

6.      Regulation.

Peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah akan memberikan batasanbatasan tertentu pada produk yang sudah ada sehingga diperlukan suatu produk baru agar tidak dikenai aturanaturan tersebut. kebutuhan mesin yang tidak menyemari udara merupakan salah satu regulasi yang mendorong munculnya produk baru.

7.      Material cost and availability.

Biaya yang meningkat untuk bahan baku tertentu mendorong perusahaan untuk mencari alternatif lain sehingga akan mendorong lahirnya produk baru. Begitu juga halnya dengan keterbtasan bahan baku juga mendorong perusahaan mencari bahan baku pengganti.

8.      Invention.

Penemuan yang diperoleh dari hasil penelitian dan pengembangan juga mendorong lahirnya produk baru.

 

Strategi Pengembangan Produk

Pengembangan produk tentunya membutuhkan strategi tertentu. Strategi tersebut antara lain:

1.      Perbaikan produk lama

Strategi ini diterapkan dengan memperkenalkan perubahan baru untuk meningkatkan dan memaksimalkan produk yang sudah ada. Cara ini tampaknya lebih aman daripada harus meluncurkan produk baru yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Produk lama yang memiliki pangsa pasar yang jelas hanya membutuhkan peningkatan kualitas, fitur, dan nilai untuk mempertahankan pelanggan lama tetapi tidak mencegah akuisisi pelanggan baru.

2.      Positioning

Positioning ini terjadi ketika ada persaingan yang kuat dalam jenis produk yang sama. Jadi, spesialisasi dan positioning ini dicapai dengan menyasar produk pada kalangan tertentu atau dengan menilai produk pada kalangan tertentu. Ada kemungkinan produk tersebut benar-benar akan mendapatkan target pasar baru.

3.      Ubah pemikiran Anda

Produk lama mungkin sengaja dimodifikasi untuk membedakan dari pesaing atau saingan. Misalnya dalam kaitannya dengan strategi promosi yang dibedakan.

4.      Perluas lini produk

Misalnya, lini produk dapat diperluas saat produsen televisi memperluas lini produknya dengan membuat lini produk di area lain, seperti speaker, untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Atau produsen mobil misalnya membuat sepeda motor untuk menjangkau target pasar pengguna sepeda motor.

5.      Meniru pesaing

Menyalin pesaing Anda sebenarnya bukan hal yang buruk, selama itu bukan plagiarisme langsung. Tujuan meniru para pesaing tersebut adalah untuk menerapkan inovasi yang sama pada produk mereka, tetapi tidak semuanya ditiru.

6.      Menambah produk

Menambahkan produk dalam hal ini berarti membuat varian baru dari produk yang sudah ada. Misalnya permen rasa buah, pengembangan permen rasa susu.

 

Fase Proses Pengembangan Produk

secara umum proses pengembangan produk dibagi menjadi enam tahapan (fase) pengembangan produk. Enam fase tersebut adalah (Ulrich-Eppinger, 2001):

1.       Fase 0. Perencanaan, Pada fase ini dilakukan kegiatan perencanaan yang sering dirujuk sebagai ’zerofase’, yaitu kegiatan pendahuluan yang meliputi persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

2.      Fase 1. Pengembangan Konsep, Pada fase ini, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif-alternatif konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan pada fase-fase berikutnya.

3.      Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem, Fase ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi didefinisikan dalam fase ini. Output dari fase 2 ini mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir (assembly).

4.      Fase 3. Perancangan Rinci, Dalam fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan produksi dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk, spesifikasi komponen-komponen yang dibeli, serta rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk.

5.      Fase 4. Pengujian dan Perbaikan, Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha) dibuat menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada proses pabrikasi sesungguhnya.

6.      Fase 5. Peluncuran Produk, Fase ini dikenal juga sebagai fase produksi awal. Pada fase ini produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal, akan disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasikan kekurangan-kekurangan yang timbul.

 

Kesimpulan

Pengembangan produk adalah strategi, proses dan inovasi yang digunakan produsen untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk yang sudah ada yang akan dilepas ke pasar. Sedangkan produk baru adalah produk asli, merek-merek baru di kembangkan sendiri oleh bagian penelitian dan pengembangan perusahaan. Pengembangan produk adalah merupakan suatu usaha yang di rencanakan dan di lakukan secara sadar untuk memenuhi dan memperbaiki produk yang ada atau menambah banyaknya ragam produk yang di hasilkan dan di pasarkan, yang mana proses pengembangan produk itu sendiri biasanya di lakukan secara terus menerus, mulai dari produk apa yang di hasilkan perusahaan dan yang perlu di adakan, sampai kepada keputusan untuk menghasilkan suatu pruduk tertentu.

Adapun proses-proses pengembangan produk baru, yaitu: Pencetusan gagasan (Idea Generation), Penyaringan Gagasan, Pengujian Dan Pengembangan Konsep, Pengembangan Strategi pemasaran, Analisis Bisnis, Pengembangan Produk , Pengujian Pasar, Komersialisasi.

KULIAH START UP PERTEMUAN 3

 MATERI: IDEATION /DESIGN THINKING


POIN PEMBAHASAN MATERI  :

1.      Pengertian desain thinking

2.      Pentingnya desain thinking pada start up

3.      Manfaat desain thinking

4.      5 tahap proses desain thinking

5.      Elemen dalam desain thinking


Startup adalah perusahaan yang baru saja dibangun atau dalam masa rintasan, namun tidak berlaku untuk semua bidang usaha, istilah startup ini lebih dikategorikan untuk perusahaan bidang teknologi dan informasi yang berkembang di dunia internet. Startup biasanya dibangun dari sekelompok kecil orang, yang memiliki visi dan misi yang sama untuk membangun perusahaan teknologi yang dapat berkembang nantinya. Biasanya bekerja dalam startup bekerja secara serabutan atau keroyokan, yang artinya setiap orang yang bergabung pada dunia startup harus bisa dan mau untuk menangani segala pekerjaan dengan role atau fashion yang tidak sesuai denganya. Misalnnya pada bidang marketing atau penjualan, ketika ingin memasarkan produk yang dihasilkan, perintis startup juga harus bisa memasarkan produk tersebut, tidak dengan mempekerjakan seorang yang ahli dalam bidang marketing.

Design thinking mulai populer digunakan dalam dunia bisnis pada tahun 2000an. Namun, konsep ini diperkenalkan Bryan Lawson dan Nigel Cross sejak awal tahun 1980an. Mereka melakukan pengamatan dan beranggapan bahwa pola pikir para ahli desain bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat kompleks, dinamis, dan ambigu. Maka dari itu, sebagai founder Kamu bisa gunakan proses design thinking pada startup mu untuk berbagai aspek agar lebih berkembang.

 

Pengertian Design Thinking

Design Thinking memiliki pengertian sebagai proses berulang di mana kita berusaha memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan ulang masalah dalam usaha untuk mengidentifikasi strategi alternatif dan solusi yang sebelumnya bisa tidak tampak dalam pemahaman awal kita.

Tidak hanya itu, design thinking juga akan menghadirkan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Design Thinking merupakan cara berpikir dan bekerja serta sekumpulan metode-metode langsung.


 

Pentingnya Design Thinking Pada Startup

Dalam dunia startup, diperlukan design thinking untuk membuat sebuah produk yang akan berguna bagi para konsumen dan masyarakat. Hal ini dikarenakan design thinking akan mempermudah kita untuk menemukan masalah yang nantinya akan menjadi hambatan. Serta dapat membantu kita menelaah dan mengembangkan empati terhadap target pengguna.

Design Thinking ada pada ketertarikan yang kuat untuk mengembangkan pemahaman terhadap orang-orang yang merupakan target kita dalam mendesain produk atau jasa. Design Thinking akan membantu kita dalam proses bertanya: menanyakan masalahnya, menanyakan asumsi yang ada, dan menanyakan dampaknya.

Design Thinking sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau tidak diketahui, dengan cara menata kembali masalahnya dalam sudut pandang manusia, menciptakan banyak ide-ide dalam sesi brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan desain awal dan melakukan uji coba.

Design Thinking juga termasuk didalamnya proses percobaan terus menerus: pembuatan sketsa, desain awal, uji coba, dan proses percobaan konsep dan ide. Karena sebenarnya design thinking merupakan proses awal ketika kita ingin membuat sebuah startup. Bayangkan jika kita hanya membuat sebuah startup tanpa banyak pertimbangan yang kita ambil. Maka produk yang nantinya kita hasilkan tidak akan tersampaikan pada target yang ingin kita tuju. Maka dari itu design thinking pada startup sangat penting dan harus dilakukan. Mengingat kebutuhan masyarakat dan pengguna yang terus meningkat dan berubah. Maka perubahan yang baik pada produk juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna.

Manfaat Design Thinking Design Thinking sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau tidak diketahui. Sebagai seorang founder sebuah startup, design thinking membantu kamu untuk Untuk Memahami kebutuhan pengguna dengan lebih baik, Menyempurnakan produk/solusi dari waktu ke waktu, Mempercepat proses pembelajaran pengembangan produk/solusi dan Mengurangi risiko kegagalan produk.

Selain manfaat diatas, sebenarnya masih banyak manfaat design thinking yang harus kamu ketahui, antara lain:

1.      Meningkatkan efisiensi proses desain

Karena design thinking memikirkan hal sampai ke yang terkecil, maka ketika kamu membuat sebuah desain produk, proses pembuatan nya akan terasa semakin efisien untuk dilakukan. Apa yang ingin kamu buat akan langsung terjadi tanpa harus membuang membuang waktu.

2.      Memudahkan perusahaan memahami kebutuhan calon konsumen

Dalam proses design thinking, kamu akan mengetahui apa yang konsumen dan calon konsumen mu butuhkan. Karena salah satu tahap pada proses design thinking adalah menemukan ide untuk memecahkan masalah dengan mencari solusi yang terbaik.

3.      Membantu menciptakan inovasi baru yang berkelanjutan

Dalam proses design thinking kamu akan menemukan sebuah solusi dari masalah yang ada, sehingga kamu akan menemukan inovasi pada produk mu. Inovasi ini tentunya akan mempengaruhi pengalaman para pengguna.

4.      Mengurangi risiko kegagalan produk

Design thinking akan membantu kamu untuk mengurangi resiko kegagalan produk, hal ini tentunya dikarenakan design thinking sudah memikirkan kemungkinan kemungkinan yang terjadi. Sehingga kegagalan dapat berkurang. Selain itu design thinking akan membuat model prototype untuk menguji sebuah produk sebelum dipasarkan.

5.      Meningkatkan pendapatan

Dengan adanya kepuasan konsumen tentang produk atau jasa yang startup mu hasilkan, tentunya ini akan membuat startup mu akan mendapatkan keuntungan.

 

Faktanya, 71% perusahaan setuju design thinking meningkatkan budaya kerja mereka, dan 69%-nya mengatakan ini membuat proses inovasi perusahaan lebih efisien. Tentunya design thinking memiliki manfaat yang cukup meringankan beban perusahaan. Terutama saat kamu melakukan product development.


5 Tahapan Proses Design Thinking

1.      Empathise

Tahap pertama dari proses Design Thinking adalah mendapatkan pemahaman empati tentang masalah yang kamu coba selesaikan. Pendekatan empati digunakan untuk memahami kebutuhan pengguna, yaitu dengan melihat dari sudut pandang mereka. Cara yang dapat kamu gunakan pada proses ini adalah dengan melakukan observasi atau riset, kamu juga bisa melibatkan konsultasi dengan para ahli untuk mempelajari lebih lanjut tentang bidang yang relevan dengan cara mengamati, berinteraksi dan berempati dengan orang-orang untuk memahami pengalaman dan motivasi mereka, sehingga akan memperoleh pemahaman pribadi yang lebih jelas tentang masalah yang relevan.

2.      Define

Tahap selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah define, yakni mendefinisikan masalah dengan cara mengumpulkan informasi yang sudah diperoleh lalu mengobservasi untuk mencari tahu kebutuhan pengguna. Pada tahap inilah kamu akan menganalisis dan mensintesis pengamatan untuk mengidentifikasi masalah utama yang diidentifikasi. Kamu harus mencoba mendefinisikan masalah sebagai pernyataan masalah yang berpusat pada manusia. Dalam fase define ini, kamu akan dapat mengumpulkan ide ide hebat untuk membuat fitur, fungsi dan yang lainnya. Hal ini akan memungkinkan untuk memperbaiki masalah yang ada. Atau setidaknya memungkinkan para pengguna untuk memecahkan permasalahan nya sendiri.

3.      Ideate

Setelah mengetahui kebutuhan pengguna dan mendefinisikan masalahnya, sekarang saatnya mengumpulkan solusi. Pada tahap ideate ini, kamu diharuskan siap untuk mulai menghasilkan ide. Menghasilkan ide dilakukan dengan mengumpulkan solusi sebanyak-banyaknya untuk mengatasi masalah yang telah ditemukan. Tahap ini biasanya dilakukan dengan proses brainstorming dan membuat mind map bersama tim. Disini kamu tumbuh untuk memahami pengguna dan kebutuhan mereka di tahap Empathize, dan menganalisis dan mensintesis pengamatan kamu di tahap Identifikasi, menghasilkan pernyataan masalah yang berpusat pada manusia. Dengan rekam jejak yang solid, kamu dapat mulai “berpikir santai” dan mencari cara alternatif dalam memandang masalah untuk mengidentifikasi solusi baru atas pernyataan masalah yang dibuat. Ada ratusan teknik pembangkitan ide seperti brainstorming, brainwriting, ide terburuk, dan scamper. Sesi Brainstorming dan kemungkinan ide terburuk sering digunakan untuk mendorong pemikiran bebas dan memperluas ruang masalah. Sangat penting untuk mendapatkan ide atau solusi masalah sebanyak mungkin. Pada akhir tahap ini, kamu harus memilih teknik pembuatan ide lain untuk membantu kamu dalam meneliti dan menguji ide-ide, sehingga kamu akan menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah atau menyediakan elemen-elemen yang diperlukan untuk menghindarinya.

4.      Prototype

Fokus pada tahap ini adalah untuk membuat model solusi. Yang dimaksud prototype di sini adalah membuat model produk atau sampel yang nyata sehingga bisa diuji nantinya. Dengan membuat prototipe, kamu akan mengetahui model atau versi produk mana yang paling baik memenuhi kebutuhan pengguna. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menentukan solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi dalam tiga fase pertama. Pada tahap ini, tim desain akan menghasilkan serangkaian versi produk yang diperkecil dan berbiaya rendah atau fitur spesifik yang ditemukan dalam produk, sehingga mereka dapat meng- eksplorasi solusi untuk masalah yang dibuat pada tahap sebelumnya. Pada akhir tahap ini, tim desain akan memiliki gagasan yang lebih baik tentang kendala dan masalah yang melekat pada produk, dan akan memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana pengguna sebenarnya akan bertindak, berpikir, dan merasa saat berinteraksi dengan produk akhir.

5.      Test

Langkah terakhir dalam design thinking adalah pengujian atau testing. Setelah prototipe terbaik telah disusun, lakukan pengujian terhadap user dengan melihat apakah produk sudah menjawab kebutuhan mereka. Ini adalah tahap akhir dari pemikiran desain, tetapi dalam proses berulang, hasil yang dihasilkan dalam tahap pengujian sering digunakan untuk mendefinisikan kembali satu atau lebih masalah dan menginformasikan pemahaman pengguna, kondisi penggunaan, bagaimana orang berpikir, bertindak, dan merasa berempati. Bahkan pada tahap ini, perubahan dan perbaikan dilakukan untuk menemukan solusi dan masalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang produk dan penggunanya.

 

Elemen-Elemen dalam Design Thinking

Setelah mengetahui apa itu design thinking, pentingnya desain thinking untuk startup, manfaat design thinking, dan tahap tahap design thinking. Hal terakhir yang harus kalian ketahui adalah elemen dalam desain thinking.

Berikut ini adalah elemen-elemennya:

1.      Hands on

Design thinking memerlukan pengujian secara langsung, bukan hanya membuat teori atau menjelaskan solusi di atas kertas. Pembuatan prototype dapat menjadi salah satu cara untuk menguji perangkat lunak.

2.      Highly creative

Dengan menggunakan metode design thinking ini kamu dapat mengembangkan kreativitasmu sebebas mungkin, karena dalam metode ini tidak ada aturan baku atau tetap. Dengan begitu kamu memiliki kesempatan belajar memecahkan masalah baru dengan berbagai macam solusi.

3.      Iterative

Perlu kamu ketahui kalau design thinking adalah proses yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang dapat memuaskan dan sesuai dengan keinginan pengguna

4.      User centered

Elemen terakhir adalah user centered. Perlu kamu ketahui jika design thinking ini berpusat pada hal yang dibutuhkan oleh user. Karena jika kamu tidak tahu apa yang pengguna butuhkan maka kamu tidak akan bisa mencari solusi dan memenuhi apa yang pengguna inginkan.

 

Maka itu adalah pengertian design thinking. Jika kalian mengira design thinking hanya bisa dipakai oleh desainer untuk merancang sesuatu. Itu salah ya, karena sebenarnya design thinking bisa dipakai oleh siapapun. Mulai dari individu, bisnis menengah, hingga perusahaan raksasa sekalipun. Makna design thinking adalah proses penyelesaian masalah yang fokus pada pengguna. Jadi selama kamu menemukan seseorang terhambat dalam melakukan sesuatu, kamu bisa memecahkan masalahnya lewat design thinking. Apalagi untuk kamu yang baru ingin membuat startup. Jadi itulah pentingnya design thinking pada startup, kamu bisa menggunakan design thinking ini untuk membuat produk yang ingin kamu pasarkan nantinya. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan kemungkinan yang ada.