Senin, 22 Mei 2017

Memperjuangkan Idealisme Mahasiswa melalui Pelatihan Jurnalistik




lkimpena.org.- Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Universitas Muhammadiyah Makassar telah melangsungkan dan menyukseskan Pelatihan Jurnalistik Mahasiswayang  bekerja sama dengan Harian Kompas,  bertempat di UBC Menara Iqra lantai 12 Universitas Muhammadiyah Makassar. (Senin, 22/05/17). 

Kegiatan ini tepatnya diwadahi oleh bidang 3 PENTAS (Pengembangan Kreativitas). Mengadakan Pelatihan Juralistik bukan berarti mahasiswa digiring untuk menjadi jurnalis tetapi pelatihan jurnalistik ini dilakukan karena mengingat menulis adalah hal yang penting, terutama sebagai seorang mahasiswa yang dengan bangga memperjuangkan idealisme. Menulis mampu menuangkan kritik kita secara intelektual terhadap sebuah permasalahan. 

Para peserta Pelatihan Jurnalistik tidak hanya  ditujukan pada pengurus LKIM-PENA khusunya tetapi pelatihan ini umumnya  untuk seluruh kalangan mahasiswa yang ada di Universitas Muhammadiyah Makassar maupun universitas lain. Antusias para peserta dibuktikan dengan banyaknya yang menghadiri pelatihan ini yaitu sekitar 109 orang peserta. Peserta pelatihan jurnalistik turut aktif  dan berperan serta dalam menjawab dan merespon terkait materi yang dibawakan. 

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam dua sesi dengan dua orang pemateri yang berbeda. Pada sesi pertama pematerinya yaitu Ilham Khoiri (Wakil Kepala Desk Kompas Muda). Adapun materi yang disampaikan adalah tentang bagaimana cara menjadi Jurnalis, etika jurnalisme, cara menjadi seorang jurnalis yang baik, serta membahas tentang Kompas itu sendiri. Ilham khoiri mengatakan bahwa tujuan jurnalis adalah memberikan informasi kepada warga tentang informasi yang mereka butuhkan.

Selanjutnya sesi kedua materi Penyelaras Harian Kompas yang dibawakan oleh Nur Aji membahas bagaimana membuat sebuah tulisan yang baik dan benar, yang sesaui dengan kaidah Bahasa Indonesia. Pemateri menampilkan beberapa contoh kesalahan-kesalahan dalam penulisan baik itu berita di Koran, berita di televisi  maupun tulisan yang sering dijumpai di warung makanan. Hal ini tentunya mengugah kesadaran para peserta yang hadir karena kesalahan tulisan yang dianggap kecil tetapi nyatanya berdampak besar jika itu menyangkut persoalan bahasa. “Selalu perhatikan tulisan yang dibuat karena hal-hal sepele yang biasnya dianggap kecil bisa saja membuat lengah dalam menulis ”. Ujar pemateri.

Menjadi jurnalis itu membahagiakan karena dapat keliling disemua tempat, mampu menuliskan pengalaman yang dialami, intinya  jangan berhenti menulis, setelah menulis kembalilah memperbaiki tulisan yang ada.  Ujar  Ilham Khoiri selaku pemateri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar