Rabu, 17 Februari 2016
LKIM-PENA Dalam Fiksi
lkimpena.org,- Sastra menambah realitas, itu tidak cukup menjelaskan. Memperkaya kompetensi diperlukan yang kehidupan sehari-hari memerlukan dan menyediakan; dan dalam hal ini, mengairi gurun yang hidup kita telah menjadi.” Sepenggal kalimat dari -C.S. Lewis, seorang pakar Britania dan novelis yang menjelaskan secara singkat pentingnya memperdalam pengetahuan tentang sastra. Beranjak dari hal tersebut Lembaga Kreativitas Ilmiah Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Unismuh Makassar untuk pertama kalinya menggelar forum sastra yang diberi nama Kelas Fiksi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di gedung Iqra Unismuh lantai 4.B15 (17/2/2016).
Kelas fiksi merupakan salah satu wujud program kerja utama pengurus LKIM-PENA yang dinaungi oleh Bidang III Pengembangan dan Kreativitas (Bidang Pentas) LKIM-PENA periode 2015/2016 yang bertujuan sebagai wadah bagi pengurus untuk mengembangkan kreativitas LKIMers (sebutan untuk pengurus LKIM-PENA) dalam dunia kepenulisan fiksi. Meskipun pengurus LKIM-PENA berkecimpung di dunia penelitian dan penalaran, bahkan beberapa pengurus berasal dari jurusan Exact, seperti jurusan Pendidikan Fisika dan Pendidikan Matematika namun hal tersebut tidaklah membatasi langkah mereka untuk tetap berkutak diwilayah itu saja. Berbagai kegiatan intelektual dilakukan sebagai wujud dalam mengembangkan potensi diri masing-masing.
Pembukaan kelas fiksi diawali dengan pembacaan puisi oleh Khaerunnisa dan Muh.Yusuf Abdullah selaku anggota bidang III. Kegiatan ini pula dihadiri ± 47 pengurus LKIM-PENA periode 2015/2016. Adapun pemateri yang dihadirkan pada pertemuan tersebut yaitu Kameriah Saraswati, S.Pd yang juga merupakan alumni LKIM-PENA. Beliau adalah salah satu penulis muda yang telah berhasil meloloskan beberapa karya tulis kategori fiksi, baik dalam bentuk puisi ataupun cerpen pada berbagai event lomba yang sangat bergengsi. Karya-karya tersebut kemudian dibuat dalam bentuk antologi cerpen dan puisi. Sebagai pertemuan awal, materi yang disampaikan adalah tentang dasar-dasar dalam menulis karya fiksi itu sendiri.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 16.30 Wita hingga menjelang adzan maghrib ini diwarnai dengan berbagai pertanyaan dari para peserta. Sebagian besar peserta lebih mempertanyakan tentang cara mengatasi kebingungan mereka dalam mulai membuat sebuah tulisan. Dari sekian banyak pertanyaan yang dilontarkan peserta hanya ada satu kata yang menjadi kunci jawaban dari pemateri atas pertanyaan tersebut, yaitu membaca. Hal ini tentunya sangat penting karena dengan membaca maka perbendaharaan kata yang kita miliki akan semakin banyak pula.
“Semua peserta merasa enjoy mengikuti kelas fiksi, pematerinya sangat intraktif” tutur Putri Ayu Lestari sebagai salah satu peserta kelas fiksi sekaligus anggota bidang III. Ayu juga menjelaskan bahwa materi yang disampaikan dikemas dalam bentuk sharing antara pemateri dan peserta sehingga semua peserta merasa enjoy dalam menerima materi.
“Saya berharap bahwa semoga kelas fiksi ini berjalan intensif dan melahirkan penulis-penulis yang hebat. Saya juga merasa tertantang dengan kalimat “one book before died” yang diungkapkan oleh pemateri sebagai motivasi bagi semua peserta, intinya saya harus menulis, tutup Ayu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Good job!
BalasHapusSkedar masukan, hrp penulis or reporterx dicantumkn diakhir tulisan spy bsa jdi motivasi bagi y lain untuk memposting tulisan
BalasHapusSkedar masukan, hrp penulis or reporterx dicantumkn diakhir tulisan spy bsa jdi motivasi bagi y lain untuk memposting tulisan
BalasHapus@Akbar Alimuddin, terima kasih atas sarannya kak...
BalasHapus